Volume SUN Diperdagangan Jumat Lalu Sebesar Rp19,28 Triliun dari 51 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Senin (05/8/2019) mengungkapkan, volume perdagangan Surat Utang Negara (SUN) yang dilaporkan pada perdagangan akhir pekan (02/8) kemarin, terlihat mengalami kenaikan dibandingkan dengan volume pada perdagangan sebelumnya (01/8), yakni tercatat sebesar Rp19,28 triliun dari 51 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume seri acuan yang dilaporkan senilai Rp7,05 triliun.

Adapun Obligasi Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp5,03 triliun dari 177 kali transaksi di harga rata - rata 104,74% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0064 senilai Rp1,29 triliun dari 20 kali transaksi di harga rata - rata 91,15%.

Sementara itu, untuk Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan volume terbesar didapati pada Project Based Sukuk dengan seri PBS014 yaitu senilai Rp958,91 miliar dari 11 kali transaksi dan diikuti seri PBS016 dengan volume sebesar Rp128,00 miliar dengan 1 kali perdagangan.

Sementara itu, dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan obligasi korporasi senilai Rp1,67 triliun dari 48 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. 

Obligasi Berkelanjutan III Indosat Tahap II Tahun 2019 Seri A (ISAT03ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp376,00 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 100,30%.

Diikuti oleh seri Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank IV Tahap I Tahun 2018 Seri A  (BEXI04ACN1) Rp245,00  miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 99,66%

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup melemah sebesar 69,00 pts pada level 14185,00 per dollar Amerika dan bergerak melemah hingga akhir sesi perdagangan.

Pergerakan nilai tukar Rupiah bergerak pada kisaran 14165,00 hingga 14230,00 per dollar Amerika.

Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi seiring dengan pelemahan sebagian besar mata uang regional terhadap dollar Amerika.

Adapun yang memimpin pelemahan mata uang regional didapati pada mata uang Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,78% yang diikuti oleh pelemahan Rupee India (INR) dan Dollar Taiwan (TWD) masing-masing sebesar 0,77% dan 0,64%.

Sementara itu, mata uang regional yang mengalami penguatan tertinggi didapati pada mata uang Yen Jepang (JPY) sebesar 0,46% dan diikuti oleh penguatan Baht Thailand (THB) dan Dollar Hongkong (HKD) masing-masing sebesar 0,18% dan 0,02% terhadap dollar Amerika.

Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun terlihat mengalami penurunan di level 1,848% sementara itu imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 30 tahun juga ditutup turun pada level 2,385%.

Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level –0,488% dan pada tenor 30 tahun turun di level 0,011%.

Adapun imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) mengalami kenaikan pada level 0,544% untuk tenor 10 tahun.