Volume SUN Diperdagangan Rabu Kemarin Senilai Rp15,56 Triliun dari 45 Seri
Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Kamis (04/7/2019) mengungkapkan, volume perdagangan Surat Utang Negara (SUN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (03/7) masih cukup besar, yakni tercatat senilai Rp15,56 triliun dari 45 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp7,93 triliun.
Obligasi Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,58 triliun dari 104 kali transaksi di harga rata - rata 106,28% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0068 senilai Rp2,50 triliun dari 83 kali transaksi di harga rata - rata 105,68%.
Sementara itu, dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan meningkat senilai Rp1,22 triliun dari 47 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
Obligasi Berkelanjutan II Bank BRI Tahap IV Tahun 2018 Seri A (BBRI02ACN4) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp120,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 95,58% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Bank Mandiri Tahap III Tahun 2018 (BMRI01CN3) senilai Rp120,00 miliar dari 6 kali transaksi di harga 100,90%.
Adapun untuk volume perdagangan Surat Berharga Syariah Negara terbesar didapati pada Project Based Sukuk seri PBS014 sebesar Rp306,00 miliar dari 12 kali transaksi yang diikuti oleh volume Sukuk Ritel Negara dengan seri SR011 sebesar Rp247,60 miliar untuk 55 kali perdagangan.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika mampu ditutup dengan mengalami penguatan sebesar 19,00 pts (0,11%) pada level 14120,00 per dollar Amerika setelah bergerak fluktuatif dengan kecenderungan mengalami penguatan dan bergerak pada kisaran 14120,00 hingga 14169,50 per dollar Amerika.
Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika seiring dengan flutuatifnya arah pergerakan mata uang regional.
Adapun yang memimpin penguatan mata uang regional didapati pada mata uang Baht Thailand (THB) sebesar 0,40% dan diikuti oleh pelemahan mata uang Yen Jepang (JPY) sebesar 0,19%.
Adapun untuk mata uang Rupiah Indonesia (IDR) dan Ringgit Malaysia (MYR) menguat masing-masing sebesar 0,11% dan 0,10%.
Sedangkan mata uang regional yang mengalami pelemahan terbesar didapati pada mata uang Won Korea Selatan (KRW) dan Dollar Taiwan (TWD) masing-masing sebesar 0,44% dan 0,25% terhadap Dollar Amerika.
Disisi lain, sebagian besar imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin kembali mengalami penurunan.
Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada level 1,953% seiring dengan US Treasury dengan tenor 30 tahun yang ikut mengalami penurunan imbal hasil di level 2,47%.
Imbal hasil surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun terlihat mengalami kenaikan terbatas di level 0,698%.
Sementara itu, surat utang Jerman (Bund) dengan tenor yang sama ditutup dengan mengalami penurunan di level -0,386%.
Kondisi tersebut kami perkirakan akan masih menjadi peluang kenaikan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika.

