Pergerakan Imbal Hasil SUN Diperdagangan Akhir Pekan Lalu Kembali Alami Kenaikan
Pasardana.id - Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Jumat, 26 Juli 2019 lalu, kembali mengalami kenaikan seiring dengan melemahnya nilai tukar rupiah dan jelang diselenggarakannya FOMC Meeting pada pekan ini.
Dalam riset yang dirilis Senin (29/7/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) yang cenderung kembali mengalami kenaikan pada perdagangan Jumat (29/7) kemarin, turut dipengaruhi oleh faktor melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dan jelang diselenggarakannya FOMC Meeting pada pekan ini.
Kondisi tersebut mengakibatkan para pelaku pasar untuk mengambil aksi wait and see terlebih dahulu dimana para pelaku pasar juga mengharapkan The Fed akan memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 bps sehingga berada pada level 2,00% hingga 2,25%.
Sementara itu, pertumbuhan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Amerika Serikat untuk kuartal II 2019 juga dilaporkan sebesar 2,1% lebih lambat daripada periode sebelumnya, kuartal I 2019, yang berada pada level 3,1%.
Sentimen tersebut akan semakin menambah keyakinan para pelaku pasar terhadap The Fed untuk menurunkan suku bunga acuannya untuk merespon risiko yang ditimbulkan dari konflik perang dagang antara Amerika dan China.
Dengan koreksi harga yang terjadi pada perdagangan akhir pekan kemarin, maka imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 1,3 bps di level 6,598% dan imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 7,185%.
Adapun imbal hasil dari seri acuan dengan tenor 15 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 2,4 bps di level 7,533% dan imbal hasil seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 0,6 bps di level 7,728%.
Lebih rinci diungkapkan, perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 5 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1,3 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor panjang.
Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan hingga sebesar 3 bps setelah mengalami koreksi harga yang berkisar antara 1 - 10 bps.
Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) juga ditutup dengan mengalami kenaikan berkisar antara 0,7 - 1,4 bps setelah mengalami rata-rata penurunan harga sebesar 6,2 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang meskipun ditutup dengan perubahan yang bervariasi namun cenderung mengalami kenaikan hingga sebesar 5 bps setelah mengalami adanya koreksi harga dengan rata-rata sebesar 12 bps.
Sementara itu, dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, didapati kenaikan imbal hasil dari sebagian besar serinya.
Dari beberapa seri acuan yang diperdagangkan terlihat imbal hasil dari INDO24 ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 1,2 bps di level 2,806% setelah mengalami koreksi harga sebesar 5 bps.
Adapun untuk imbal hasil dari INDO29 mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 4 bps di level 3,183% setelah mengalami koreksi harga sebesar 33 bps.
Sedangkan imbal hasil INDO44 dan INDO49 mengalami kenaikan imbal hasil dari perdagangan sebelumnya yang bergerak pada kisaran 1,3 bps hingga 2,1 bps dimana masing-masing berada pada level 4,227% dan 4,110%.

