ANALIS MARKET (29/7/2019) : Pasar Obligasi Berpotensi Menguat Terbatas
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi berada di pengkolan saat ini, merefleksikan bahwa ada perubahan trend harga dalam waktu dekat yang berpotensi akan mengalami kenaikkan.
Meskipun secara jangka menengah hingga panjang, harga obligasi masih akan berpotensi untuk mengalami penurunan harga.
Lagipula kenaikkan dan penurunan harga saat ini kental aromanya terkait dengan lelang yang diadakan Pemerintah esok hari dimana obligasi jenis FR 81 dan FR 82 akan lahir.
Tentu Pemerintah akan berusaha untuk memberikan kupon yang serendah mungkin dengan alasan bahwa tingkat suku bunga masih akan mengalami penurunan, sehingga akan mendorong imbal hasil obligasi berada di fase terendah.
Lebih lanjut, analis Pilarmas menilai, mengawali pekan terakhir Juli ini. Senin (29/7), pasar obligasi akan dibuka dengan potensi menguat terbatas, dengan rentang pergerakan harga 35 – 60 bps.
“Namun kami melihat bahwa pasar akan wait and see hari ini, karena mereka ingin mengikuti lelang yang akan diadakan Pemerintah esok hari, karena ada kemungkinan yang cukup besar bahwa FR 81 dan FR 82 akan menjadi obligasi benchmark tahun depan. Lagipula dengan rendahnya imbal hasil saat ini, telah menjadi waktu yang tepat bagi Pemerintah untuk menerbitkan Surat Utang, sehingga beban bunga yang harus dibayarkan menjadi rendah,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (29/7/2019).
Adapun sentiment yang menjadi sorotan pelaku pasar diawali berita dari Amerika dan China yang akan bertemu di hari Senin ini untuk membahas mengenai kesepakatan dagang yang masih tidak kunjung usai.
Pertemuan tersebut dijadwalkan berlangsung 2 hari, ketegangan pertemuan kedua Negara tersebut juga masih akan menyelimuti.
Apalagi kalau kita flashback kebelakang, investigasi terhadap FedEx Corp yang secara keliru mengubah rute paket Huawei ke Amerika menemukan pelanggaran hukum tambahan.
Kesepakatan dagang ini mempertaruhkan sesuatu yang sangat besar yaitu kesehatan ekonomi global yang masih terus membawa beban akan kesepakatan yang tidak kunjung usai.
IMF terus memangkas estimasi pertumbuhan ekonomi global. Sekali lagi kami mengingatkan bahwa tuntutan China masih berada dalam 3 hal; Penghapusan semua tarif yang ada, perjanjian yang seimbang, adil, dan setara, serta target yang realistis untuk pembelian produk Amerika.
Selama hal ini tidak ada kemajuan, tampaknya akan sulit bagi Amerika dan China untuk menghanturkan kata sepakat.
Amerika harus menghapus semua tarif tambahan terlebih dahulu jika ingin mencapai kata sepakat yang dimana menunjukkan kesetaraan dan rasa hormat kedua Negara.
Permintaan Amerika pun masih berada pada reformasi structural terhadap perekonomian China, perlindungan yang lebih besar terhadap Hak Kekayaan Intelektual, dan hubungan perdagangan yang seimbang.
Robert dan Steven yang berangkat hari ini mengatakan bahwa kami ingin kembali ke perjanjian pada bulan Mei lalu yang dimana 90% perjanjian sudah hampir selesai. Presiden Donald Trump sendiri mengatakan bahwa China tampaknya mungkin akan menunggu kesepakatan dengan Amerika setelah Pemilu Presiden Amerika pada tahun 2020 nanti.
China tampaknya lebih suka mengatakan kesepakatan dengan Demokrat imbuh Trump. Ketika nanti Saya menang, mereka akan segera menandatangani kesepakatan tersebut.
Pekan ini merupakan pekan yang ditunggu oleh banyak orang, pekan dimana sebuah penantian akan disampaikan khususnya pertemuan FOMC meeting yang akan berlangsung 31 July nanti.
Sejauh ini pasar kompak mengatakan bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunganya sebesar 25 bps, apabila pemangkasan tersebut dilakukan, hal ini akan menjadi yang pertama kalinya dalam kurun waktu 1 decade.
Namun dari 100% probabilitas kenaikkan tingkat suku bunga The Fed pada FOMC meeting dibulan July nanti, 5% diantarakan mengatakan tidak akan ada perubahan, 10% diantaranya menginginkan pemotongan sebesar 10%, dan 85% sisanya menginginkan pemotongan sebesar 25 bps. Sejauh ini 25 bps, merupakan angka yang sudah tepat menurut kami, karena apabila kita menilik data ekonomi yang keluar, data ekonomi Amerika juga tidak dapat dikatakan buruk, masih ada beberapa data ekonomi yang mampu mengimbanginya.
“Oleh sebab itu, kami melihat bahwa apabila ada pemotongan tingkat suku bunga pun, nilainya seharusnya sebesar 25 bps,” jelas analis Pilarmas.
What’s next? Pasar menginginkan pelonggaran lebih besar kedepannya sebesar 25 bps lagi. Tentu hal ini bukan perkara yang mudah.
Kami mengingatkan sekali lagi bahwa keputusan berada di The Fed, itu artinya tidak menutup kemungkinan bahwa FOMC meeting pada bulan July nanti tidak akan mengubah apa apa, meskipun nantinya pasar akan kecewa.
Justru ada kemungkinan yang cukup besar bahwa pemangkasan tingkat suku bunga The Fed akan terjadi pada bulan September atau October nanti. Pertemuan The Fed yang berlangsung pada hari Rabu nanti tidaklah sendiri, ada Bank Sentral Jepang yang mengadakan pertemuan pada hari Selasa.
Memang tidak banyak impact yang dihasilkan, namun tentu kita juga harus melihat sudut pandang dari Jepang yang bagaimana pandangan mereka terkait komitmen mereka dengan tingkat suku bunga rendah.
“Kami merekomendasikan wait and see hari ini dengan potensi beli namun dengan volume terbatas. Pernyataan apapun mungkin akan menjadi sentiment yang menggerakkan pasar,” jelas analis Pilarmas.

