Volume SUN Diperdagangan Kamis Kemarin Senilai Rp30,23 Triliun dari 46 Seri
Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Jumat (21/6/2019) menyebutkan, volume perdagangan Surat Utang Negara (SUN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (20/6), mengalami peningkatan dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya (19/6), yakni tercatat senilai Rp30,23 triliun dari 46 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp15,84 triliun.
Adapun Obligasi Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp8,13 triliun dari 325 kali transaksi di harga rata - rata 105,40% dan diikuti oleh Obligasi Negara seri FR0068 senilai Rp3,56 triliun dari 162 kali transaksi di harga rata - rata 104,70%.
Sedangkan untuk Surat Berharga Syariah Negara dengan volume tertinggi didapati pada Project Based Sukuk seri PBS014 sebesar Rp1,04 triliun untuk 7 kali transaksi dan diikuti oleh seri PBS016 sebesar Rp320,00 dari 1 kali perdagangan.
Disisi lain, dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,89 miliar dari 71 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
Obligasi Berkelanjutan I Batavia Prosperindo Finance Tahap II Tahun 2017 (BPFI01CN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp191,00 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Mandiri Tunas Finance Tahap II Tahun 2017 Seri A (TUFI03ACN2) senilai Rp152,00 miliar dari 15 kali transaksi di harga rata - rata 100,61%.
Adapun untuk perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Bank BTN Tahap I Tahun 2017 Seri A (BBTN03ACN1) tercatat volume perdagangan sebesar Rp97,00 dari 1 kali transaksi di harga 100,55% dan untuk volume perdagangan Obligasi Berkelanjutan II PTPP Tahap I Tahun 2018 Seri A (PTPP02ACN1) sebesar Rp80,00 miliar dari 4 kali transaksi di harga 98,88%.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat sebesar 83,00 pts (0,59%) pada level 14187,00 per dollar Amerika.
Bergerak pada kisaran 14184,00 hingga 14253,00 per dollar Amerika dengan kecenderungan mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan.
Penguatan mata uang Rupiah tersebut terjadi di tengah naiknya keseluruhan mata uang regional akibat melemahnya Dollar Amerika.
Adapun yang memimpin penguatan mata uang regional yaitu mata uang Won Korea Selatan (KRW) sebesar 1,23% dan diikuti oleh mata uang Baht Thailand (THB)sebesar 1,03% dan mata uang Renminbi China (CNY) sebesar 0,69%.
Sementara itu, untuk mata uang yang mengalami penguatan terendah didapati pada mata uang Dollar Hongkong (HKD) sebesar 0,10% yang diiringi dengan mata uang Rupee India (INR) sebesar 0,28% dan mata uang Yen Jepang (JPY) sebesar 0,32% terhadap mata uang Dollar Amerika.
Disisi lain, perubahan harga surat utang global pada perdagangan hari Kamis, mendorong terjadinya penurunan imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun di level 1,98% dan untuk tenor 30 tahun di level 2,534%.
Sementara itu, imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan di level -0,315% dan tenor 30 tahun di level 0,255%.
Sedangkan untuk imbal hasil surat utang Inggris (Gilt) bertenor 10 tahun juga mengalami kenaikan di level 0,81% dan untuk tenor 30 tahun mengalami kenaikan di level 1,424%.

