Harga SUN Diperdagangan Kamis Kemarin Alami Kenaikan Didorong Menguatnya Rupiah

Pasardana.id - Harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Kamis, tanggal 20 Juni 2019 kemarin, mengalami kenaikan yang didorong oleh menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika ditengah disampaikannya suku bunga acuan The Fed dan suku bunga acuan Bank Indonesia.
Dalam riset yang dirilis Jumat (21/6/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, pada perdagangan kemarin (20/6), harga Surat Utang Negara (SUN) mengalami kenaikan yang dipengaruhi oleh menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.
Penguatan ini terjadi setelah The Fed merilis suku bunga acuannya bertahan di level 2,25% hingga 2,50% yang terjadi ditengah ekspektasi penurunan suku bunga global oleh para pelaku pasar. Namun, pernyataan The Fed yang bernada dovish membuat pelaku pasar lebih optimis pada kemungkinan penurunan suku bunga acuan di periode selanjutnya.
“Kondisi ini juga membuat para pelaku pasar memungkinkan adanya aksi mencari aset yang lebih berkualitas (flight to quality) pada negara-negara berkembang yang menawarkan tingkat imbal hasil lebih baik,” jelas I Made.
Ditambahkan, naiknya harga Surat Utang Negara juga diiringi dengan apresiasi surat utang negara berkembang yang lain.
Sementara itu, dari sisi domestik, Bank Indonesia juga mempertahankan suku bunga acuannya pada level 6,00%.
Lebih rinci diungkapkan, pada perdagangan kemarin (20/6), perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 39 bps dimana rata-rata perubahan imbal hasil yang cukup besar didapati pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang (diatas 7 tahun) sebesar 9,3 bps yang berdampak setelah adanya perubahan harga berkisar 12 bps hingga 324 bps.
Selanjutnya, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami rata-rata perubahan sebesar 8,7 bps didorong oleh adanya rata-rata kenaikan harga hingga sebesar 61,1 bps.
Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 3 hingga 15 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga mencapai 50 bps.
Sehingga secara keseluruhan, imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin (20/6) dari seri acuan ditutup mengalami penurunan dengan rata-rata perubahan imbal hasil sebesar 9,5 bps, masing - masing di level 6,848% untuk tenor 5 tahun, di level 7,397% untuk tenor 10 tahun, dilevel 7,890% untuk tenor 15 tahun, serta untuk tenor 20 tahun di level 7,975%.
Sementara itu, dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya ditutup dengan mengalami penurunan pada keseluruhan seri yang terjadi ditengah penurunan tingkat imbal hasil dari US Treasury.
Imbal hasil dari INDO24 dan INDO29 mengalami penurunan hingga 10 bps masing - masing di level 2,943% dan 3,326% setelah mengalami kenaikan harga yang berkisar antara 52-90 bps.
Sedangkan INDO44 dan INDO49 mengalami penurunan imbal hasil sekitar 11 bps dimana masing-masing berada di level 4,216% dan 4,129% setelah berdampak terhadap kenaikan harga sebesar 245 bps dan 204 bps.