Volume SUN Diperdagangan Rabu Kemarin Senilai Rp11,51 Triliun dari 40 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Jumat (31/5/2019) mengungkapkan, volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan Rabu (29/5) kemarin lebih kecil daripada perdagangan sebelumnya (28/5), yaitu tercatat senilai Rp11,51 triliun dari 40 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp5,02 triliun.

Adapun Surat Utang Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,75 triliun dari 51 kali transaksi di harga rata - rata 102,93% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0068 senilai Rp1,64 triliun dari 55 kali transaksi di harga rata - rata 100,60%.

Sementara itu, Sukuk Negara Ritel seri SR011 menjadi Surat Berharga Syariah Negara terbesar yaitu sebesar Rp322,32 miliar dari 302 kali transaksi dan diikuti oleh volume seri SR010 sebesar Rp78,32 miliar dari 9 kali transaksi.

Adapun volume dari Project Based Sukuk seri PBS014 sebesar Rp62,00 miliar untuk 3 kali perdagangan.

Disisi lain, dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan meningkat dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya senilai Rp1,65 triliun dari 37 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.

Sedangkan Obligasi Berkelanjutan II Chandra Asri Petrochemical Tahap II Tahun 2019 (TPIA02CN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp292,00 miliar dari 7 kali transaksi di harga 100,20% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Bank Danamon Tahap I Tahun 2019 Seri A(BDMN01ACN1) senilai Rp270,00 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 100,04% yang kemudian diiringi dengan Obligasi Berkelanjutan III Tower Bersama Infrastructure Tahap III Tahun 2019 (TBIG03CN3) sebesar Rp240,00 miliar untuk 4 kali transaksi di harga 100,03%. 

Sementara itu, nilai tukar mata uang Rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup melemah sebesar 39,00 pts (0,26%) di posisi 14415,00 per dollar Amerika setelah mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan.

Nilai tukar Rupiah tersebut bergerak pada kisaran 14385,00 hingga 14433,00 per dollar Amerika.

Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi seiring dengan melemahnya sebagian besar nilai mata uang regional.

Adapun mata uang yang memimpin penguatan mata uang regional yaitu mata uang Baht Thailand (THB) sebesar 0,13% dan diikuti oleh penguatan mata uang Yen Jepang (JPY) sebesar 0,03%.

Sedangkan, mata uang regional yang mengalami pelemahan terbesar didapati pada mata uang Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,69% yang diiringi dengan pelemahan mata uang Dollar Taiwan (TWD) sebesar 0,32%.

Adapun untuk mata uang Rupee India (INR) dan mata uang Dollar Singapura (SGD) didapati melemah masing-masing sebesar 0,25% dan 0,18% terhadap mata uang Dollar Amerika.

Disisi lain, imbal hasil dari US Treasury ditutup dengan penurunan. Tingkat imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup menurun di level 2,21% seiring dengan tenor 30 tahun yang juga ikut ditutup turun pada level 2,64%.

Adapun untuk imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan pada level 0,904% sejalan dengan surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor 30 tahun yang naik di level 1,495%.

Sementara itu, imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) bertenor 10 tahun ditutup turun di level –0,177% dan yang bertenor 30 tahun berada di level 0,471%.