Volume SUN Diperdagangan Jumat Lalu Tercatat Senilai Rp18,71 Triliun dari 44 Seri
Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Senin (27/5/2019) menyebutkan, volume perdagangan Surat Utang Negara (SUN) yang dilaporkan pada perdagangan Jumat (24/5) kemarin, meningkat dibandingkan perdagangan sebelumnya (23/5), yaitu tercatat senilai Rp18,71 triliun dari 44 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp8,42 triliun.
Adapun Surat Utang Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp5,80 triliun dari 114 kali transaksi di harga rata - rata 102,26% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0053 senilai Rp1,46 triliun dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 102,33%.
Sementara itu, dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan meningkat dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya senilai Rp1,75 triliun dari 60 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
Sedangkan Obligasi Berkelanjutan I Bank Danamon Tahap I Tahun 2019 Seri A (BDMN01ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp184,00 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata—rata 100,00% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Federal International Finance Tahap V Tahun 2019 Seri B (FIFA03BCN5) senilai Rp133,00 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,48% yang kemudian diiringi dengan Obligasi Berkelanjutan III Tower Bersama Infrastructure Tahap III Tahun 2019 (TBIG03CN3) sebesar Rp110,00 miliar untuk 2 kali transaksi di harga 100,00%.
Disisi lain, pada perdagangan akhir pekan kemarin (24/5), nilai tukar Rupiah mengalami apresiasi sebesar 73,00 pts (0,51%) di posisi 14390,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan yang bergerak pada kisaran pada kisaran 14390,00 hingga 14470,00 per dollar Amerika.
Penguatan nilai tukar rupiah tersebut terjadi ditengah penguatan nilai mata uang regional.
Adapun yang memimpin penguatan mata uang regional didapati pada mata uang Rupee India (INR) sebesar 0,68% yang kemudian diikuti oleh mata uang Peso Filipina (PHP) sebesar 0,62% dan Rupiah Indonesia (IDR) sebesar 0,51%.
Sedangkan mata uang regional yang mengalami pelemahan terbesar didapati pada mata uang Yen Jepang (JPY) sebesar 0,06% dan diikuti oleh Dollar Hongkong (HKD) yang melemah terbatas dibawah 1 bps terhadap Dollar Amerika.
Sementara itu, imbal hasil dari US Treasury ditutup dengan mengalami kenaikan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup meningkat di level 2,324% seiring dengan tenor 30 tahun yang ikut ditutup naik pada level 2,752%.
Kenaikan imbal hasil US Treasury pada perdagangan akhir pekan kemarin seiring dengan menguat saham utamanya yaitu untuk indeks NASDAQ yang menguat sebesar 11 bps di level 7637,01 dan untuk indeks DJIA juga menguat sebesar 37 bps sehingga berada di level 25585,69.
Sementara itu, imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun juga mengalami kenaikan pada level 0,958%.
Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) juga ditutup turun di level –0,116%.

