ANALIS MARKET (16/5/2019) : Pasar Obligasi Masih Berpotensi Melemah Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi mengalami kenaikkan oleh ‘tangan-tangan tidak terlihat’ kemarin (15/5), dititik support terendahnya.

Hal ini sama seperti beberapa waktu lalu, tatkala pasar obligasi melemah, namun mengalami kenaikkan.

“Meskipun mengalami kenaikkan, kami tidak yakin hal ini akan bertahan karena tekanan global dan local yang masih cukup tinggi, yang diiringi dengan ketidakpastian. Oleh sebab itu, kami melihat bahwa penurunan ini juga masih akan terjadi,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Kamis (16/5/2019).

Lebih lanjut, analis Pilarmas menilai, diperdagangan Kamis (16/5) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas. Keterbatasan ini datang dari masih intensifnya intervensi yang dilakukan oleh Bank Indonesia di dalam Rupiah dan Obligasi.

Sementara itu, berita pagi ini akan datang seperti biasa dari Trump yang kembali menghadirkan sensasi. Trump akan menggerakkan lebih banyak hal terkait dengan perseteruannya dengan China, salah satunya adalah mengurangi ruang keterbatasan Huawei dan ZTE Corp di Amerika akan teknologi 5G yang dimiliki kedua Perusahaan tersebut.

Trump telah menandatangani surat yang dimana hal itu akan membatasi penjualan Huawei dan ZTE di Amerika.

Hal ini memperkeruh situasi dan kondisi yang saat ini terjadi antara Amerika dan China, yang dimana dalam hal ini Trump terus menerus menekan China melalui Perusahaan China yang berada di Amerika.

Dari pertikaian antara Amerika dan China, Trump memberi waktu kepada Uni Eropa dan Jepang 180 hari untuk menyetujui kesepakatan mengenai batasan mengenai impor mobil dan partnya ke Amerika.

Trump juga menyampaikan bahwa Trump akan menahan diri untuk tidak memberikan kenaikkan tarif hingga 6 bulan kedepan terkait dengan negosiasi perdagangan dengan Uni Eropa dan Jepang yang sedang berlangsung.

Tentu hal ini memberikan waktu yang cukup untuk pasar global kembali bernafas ditengah tengah kejadian yang baru berlangsung antara Amerika dan China.

Apabila masing masing pihak khususnya Trump tidak menahan diri, maka gejolak tersebut akan berdampak besar kepada pasar global, tidak terkecuali Indonesia sebagai bagian dari Emerging Market.

“Kami melihat bahwa dalam beberapa hari kedepan, pasar modal Indonesia masih akan berada dalam tekanan. Ditambah lagi dengan adanya data ekonomi global dan local yang juga tidak mendukung harga saham dan obligasi untuk menguat,” terang analis Pilarmas.

Selain itu, Data China industrial yang anjlok mulai menunjukkan dampak dari perang dagang antara Amerika dan China, yang dimana juga mengindikasikan bahwa produksi industri mulai melambat. Hal ini kian diperburuk dengan situasi dan kondisi data ekonomi Indonesia yang dimana Trade Balance lagi lagi kembali deficit.

“Ditengah tengah situasi dan kondisi global yang tidak menentu, fundamental ekonomi lokal yang membaik seharusnya bisa menjadi bantalan, namun pada kenyataannya tidak begitu. Kami merekomendasikan wait and see hari ini,” jelas analis Pilarmas.