Volume SBN Diperdagangan Senin Kemarin Senilai Rp12,47 Triliun dari 41 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Selasa (09/4/2019) mengungkapkan, volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (08/4), tercatat senilai Rp12,47 triliun dari 41 seri.

Surat Berharga Negara dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp4,57 triliun.

Obligasi Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,13 triliun dari 87 transaksi yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp1,02 triliun dari 17 kali transaksi.

Adapun Project Based Sukuk seri PBS014 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,37 triliun dari 25 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Project Based Sukuk seri PBS013 senilai Rp748,00 miliar dari 4 kali transaksi.

Adapun volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan senilai Rp1,15 triliun dari 58 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan.

Obligasi Berkelanjutan II Bank Maybank Indonesia Tahap IV Tahun 2019 Seri A (BNII02ACN4) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp174,30 miliar dari 9 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Pegadaian Tahap II Tahun 2018 Seri B (PPGD03BCN2) senilai Rp120,00 miliar dari 3 kali transaksi.

Selanjutnya, Obligasi Berkelanjutan III Federal International Finance Tahap V Tahun 2019 Seri B (FIFA03BCN5)  dengan volume perdagangan senilai Rp100,00 miliar dari 5 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III FIF Tahap III Tahun 2018 Seri B (FIFA03BCN3) senilai Rp80,40 miliar dari 6 kali transaksi.

Sementara itu, nilai tukar Rupiah ditutup melemah sebesar 35,00 pts (0,24%) di level 14167 per Dollar Amerika.

Pergerakan nilai tukar Rupiah tersebut melemah sepanjang sesi perdagangan dan bergerak pada kisaran 14143 hingga 14173 per Dollar Amerika.

Pelemahan nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin terjadi di tengah melemahnya arah perubahan nilai tukar mata uang regional.

Mata uang Won Korea Selatan (KRW) mengalami pelemahan tertinggi pada mata uang regional yaitu sebesar 0,73% diikuti oleh pelemahan mata uang Rupee India (INR) dan Rupiah Indonesia (IDR) masing-masing sebesar 0,62% dan 0,24%. Adapun mata uang Yen Jepang (JPY) dan Dollar Hongkong (HKD) yang mengalami penguatan masing—masing sebesar 0,25% dan 0,03% terhadap Dollar Amerika.

Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun ditutup menguat masing-masing di level 2,52% dan 2,93% ditengah kondisi pasar saham Amerika yang bergerak bervariasi, dimana indeks saham utamanya mengalami kenaikan hingga sebesar 19 bps di level 7953,88 (NASDAQ) dan mengalami penurunan sebesar 32 bps di level 26341,02 (DJIA).

Adapun imbal hasil surat utang Inggris (Gilt) bertenor 10 tahun mengalami penurunan di level 0,709% sedangkan surat utang Jerman (Bund) mengalami kenaikan di level 0,008%.