Volume SUN Diperdagangan Selasa Kemarin Senilai Rp21,12 Triliun dari 36 Seri
Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Rabu (27/3/2019) menyebutkan, volume perdagangan Surat Utang Negara (SUN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (26/3), mengalami peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, yaitu tercatat senilai Rp21,12 triliun dari 36 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa pelaku pasar cukup aktif melakukan transaksi di pasar sekunder.
Surat Utang Negara seri FR0068 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp5,54 triliun dari 120 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0079 senilai Rp4,14 triliun dari 119 kali transaksi kemudian diikuti dengan perdagangan Obligasi Negara FR0078 sebesar Rp3,14 triliun dari 82 kali transaksi.
Adapun dari perdagangan sukuk negara, Project Based Sukuk dengan seri PBS014 mengalami volume terbesar senilai Rp272,65 miliar dari 5 kali transaksi dan diikuti oleh seri PBS015 sebesar Rp169,87 miliar untuk 5 kali perdagangan.
Sementara itu, dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan lebih kecil daripada volume perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp428,15 miliar dari 34 seri obligasi korporasi yang ditransaksikan.
Obligasi Berkelanjutan II Bank BRI Tahap II Tahun 2017 Seri B (BBRI02BCN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp115,00 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,22% dan diikuti oleh (Obligasi Berkelanjutan IV Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2019 Seri A (TUFI04ACN1) senilai Rp62,80 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,15%.
Sementara itu, volume untuk Obligasi Berkelanjutan IV Astra Sedaya Finance Tahap II Tahun 2019 Seri B (ASDF04BCN2) sebesar Rp40,00 miliar dari 1 kali perdagangan dan Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap I Tahun 2017 Seri B (WSKT03BCN1) sebesar Rp30,00 miliar dari 3 kali transaksi.
Disisi lain, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika pada perdagangan kemarin menguat sebesar 14 pts (0,09%) di level 14172,00 per Dollar Amerika dimana pergerakan nilai tukar Rupiah menguat disepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14160,00 hingga 14195,00 per Dollar Amerika.
Nilai tukar mata uang Rupiah tersebut mengalami penguatan seiring dengan pergerakan nilai tukar mata uang regional yang bergerak bervariatif terhadap mata uang Dollar Amerika.
Adapun yang memimpin penguatan mata uang regional didapati pada mata uang Peso Filipina (PHP) sebesar 0,14% dan diikuti oleh penguatan Rupiah Indonesia (IDR) dan Won Korea Selatan (KRW) masing—masing sebesar 0,09% dan 0,06%.
Sedangkan untuk mata uang regional yang mengalami pelemahan tertinggi didapati pada mata uang Yen Jepang (JPY) sebesar 0,35% dan diiringi dengan mata uang Baht Thailand (THB) sebesar 0,19%.
Adapun mata uang Ringgit Malaysia (MYR) dan mata uang Renminbi China keduanya melemah sebesar 0,06% terhadap mata uang Dollar Amerika.
Sementara itu, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun mengalami kenaikan sehingga masing—masing berada pada level 2,416% dan 2,869%.
Kondisi tersebut terjadi ditengah kondisi pasar saham Amerika yang menguat dimana indeks DJIA ditutup menguat sebesar 55 bps di level 25657,73 dan indeks NASDAQ juga yang ikut mengalami penguatan sebesar 71 bps di level 7691,52.
Sedangkan untuk pasar obligasi Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun mengalami penguatan di level 1,008% dan 1,531% sedangkan obligasi Jerman (Bund) bertenor 10 tahun dan 30 tahun mengalami koreksi terbatas di level -0,023% dan 0,576%.

