Volume SUN Diperdagangan Kamis Kemarin Senilai Rp28,64 Triliun dari 44 Seri
Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Jumat (22/3/2019) mengungkapkan, volume perdagangan Surat Utang Negara (SUN) yang dilaporkan pada perdagangan hari Kamis, tanggal 21 Maret 2019 kemarin, mengalami kenaikan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp28,64 triliun dari 44 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan.
Adapun Surat Utang Negara pada seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp7,35 triliun dari 218 kali transaksi dan diikuti oleh perdagangan Surat Utang Negara seri FR0071 senilai Rp4,45 triliun dari 45 kali transaksi.
Sementara itu, untuk perdagangan Sukuk Negara, Project Based Sukuk seri PBS014 dan PBS013 menjadi Sukuk Negara dengan volume terbesar, yaitu masing-masing sebesar Rp1,73 triliun dari 39 kali transaksi dan Rp946,00 miliar untuk 12 kali perdagangan, kemudian diiringi oleh Project Based Sukuk seri PBS015 dengan volume sebesar Rp370 miliar untuk 4 kali transaksi.
Disisi lain, volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp1,13 triliun dari 48 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan.
Adapun untuk perdagangan Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank IV Tahap I Tahun 2018 Seri A (BEXI04ACN1) didapati surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar yaitu sebesar Rp160,00 miliar dari 4 kali transaksi.
Selanjutnya, volume perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Bank NTT Tahap I Tahun 2018 Seri B (BNTT01BCN1) sebesar Rp150,00 miliar dari 3 kali perdagangan dan diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Berkelanjutan IV BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2018 Seri B (BFIN04BCN1) sebesar Rp120 miliar untuk 4 kali transaksi.
Berikutnya, untuk surat utang korporasi dengan volume Rp90,00 miliar dari 3 kali transaksi didapati pada perdagangan Obligasi I Indonesia Infrastructure Finance Tahun 2016 Seri A (IIFF01A).
Sementara itu, pada perdagangan hari Kamis, tanggal 21 Maret 2019 kemarin, nilai tukar Rupiah menguat sebesar 48 pts (0,34%) di level 14140.
Adapun pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika terjadi pada kisaran 14093 hingga 14140.
Adapun penguatan tersebut terjadi sepanjang sesi perdagangan. Rupiah menguat terhadap Dollar Amerika ditengah penguatan sebagian besar nilai tukar mata uang regional, dimana nilai tukar mata uang yang memimpin penguatan didapati pada mata uang Rupiah Indonesia (IDR) sebesar 0,34% yang diikuti oleh menguatnya mata uang Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,25% dan mata uang Baht Thailand (THB) sebesar 0,24%. Selanjutnya didapati penguatan mata uang Ringgit Malaysia (MYR) dan mata uang Peso Filipina (PHP) masing-masing sebesar 0,11% dan 0,09%.
Adapun mata uang regional yang mengalami pelemahan tertinggi didapati pada mata uang Dollar Singapura (SGD) sebesar 0,10%.
Sementara itu, imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan sehingga masing - masing berada pada level 2,54% dan 2,97%.
Kenaikan US Treasury ini seiring dengan kenaikan kondisi pasar saham Amerika dimana untuk indeks DJIA mengalami kenaikan sebesar 84 bps di level 25962,51 dan indeks NASDAQ ditutup dengan kenaikan sebesar 142 bps di level 7838,96.
Sedangkan imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) untuk tenor 10 tahun dan 30 tahun juga mengalami kenaikan masing-masing di level 1,067% dan 1,555%.
Begitu juga yang terjadi pada surat utang Jerman (Bund) didapati mengalami kenaikan untuk tenor 10 tahun dan 30 tahun masing-masing di level 0,047% dan 0,683%.

