Volume SUN Diperdagangan Jumat Lalu Senilai Rp21,25 Triliun dari 46 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian MNC Securities yang dirilis Senin (04/2) menyebutkan, volume perdagangan Surat Utang Negara (SUN) yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan lalu (01/2), tercatat senilai Rp21,25 triliun dari 46 seri Surat Utang Negara yang ditransaksikan.

Adapun volume perdagangan tertinggi didapati pada Surat Utang Negara berseri acuan yaitu, FR0078 senilai 4,50 triliun dari 144 kali transaksi, dan diikuti oleh Surat Utang Negara dengan seri FR0077 senilai 2,79 triliun untuk 98 kali transaksi.

Sedangkan volume terbesar selanjutnya didapati Surat Utang Negara seri FR0047 dan seri FR0079 masing-masing senilai 1,76 triliun dari 22 kali transaksi dan 1,38 triliun dari 80 kali perdagangan.

Lebih lanjut, riset juga menyebutkan, volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan lebih besar daripada volume perdagangan sebelumnya, senilai Rp1,349 triliun dari 43 seri surat utang korporasi yang ditransaksikan.

Obligasi Berkelanjutan III Tower Bersama Infrastructure Tahap I Tahun 2018 (TBIG03CN1) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan paling besar senilai Rp200,0 miliar dari 2 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank II Tahap V Tahun 2015 Seri C (BEXI02CCN5) senilai Rp180,00 miliar dari 3 kali transaksi.

Adapun Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank II Tahap VII Tahun 2016 Seri C (BEXI02CCN7) dan Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap IV Tahun 2019 Seri A (ADMF04ACN4) menduduki posisi ketiga dan keempat volume perdagangan terbesar yaitu masing-masing sebesar Rp140,00 miliar dari 3 kali transaksi dan Rp119,00 miliar dari 3 kali transaksi.

Sementara itu, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika pada perdagangan hari Jumat, tanggal 1 Februari 2019 mengalami penguatan sebesar 28 pts (0,20%) di level 13945 dan bergerak pada kisaran 13945 hingga 13990 per Dollar Amerika.

Nilai tukar mata uang Rupiah tersebut menguat ditengah nilai tukar mata uang regional yang mengalami koreksi terhadap mata uang Dollar Amerika.

Adapun yang memimpin penguatan mata uang regional yaitu mata uang Rupiah Indonesia (IDR) sebesar 0,20% dan diikuti oleh mata uang Yen Jepang (JPY) sebesar 0,01%.

Sedangkan, untuk pelemahan nilai mata uang tertinggi didapati pada mata uang Won Korea Selatan (KRW) dan mata uang Renminbi Cina masing-masing sebesar 0,56% dan 0,52%.

Adapun mata uang Rupee India dan mata uang Dollar Singapura juga mengalami penurunan nilai mata uang masing-masing sebesar 0,24% dan 0,22% terhadap Dollar Amerika.

Sementara itu, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup menguat sebesar 5 bps yang berada pada level 2,684% dan untuk yang bertenor 30 tahun pada perdagangan kemarin juga ditutup menguat sebesar 2 bps yang berada pada level 3,025% ditengah kondisi pasar saham Amerika yang bergerak dengan arah yang bervariatif.

Indeks DJIA ditutup menguat sebesar 26 bps pada level 25063,89 dan indeks NASDAQ ditutup dengan mengalami koreksi sebesar 25 bps sehingga berada pada level 7263,87.

Sementara itu, untuk pasar obligasi Inggris (Gilt) dan pasar obligasi Jerman (Bund) bertenor 10 tahun, keduanya mengalami arah pergerakan yang positif sehingga masing-masing berada pada level 1,251% dan 0,167%.