ANALIS MARKET (18/10/2019) : Ruang Kenaikkan Harga di Pasar Obligasi Masih Terbuka Lebar

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi mulai terlihat bergerak bervariasi kemarin (17/10).

Obligasi acuan dengan tenor 5y dan 15y, sudah mulai terlihat mengalami penurunan, ketika menyentuh level batas resistensi. Namun hal ini berbanding terbalik dengan obligasi acuan 10y dan 20y yang masih mengalami kenaikkan, meskipun saat ini sudah mulai menyentuh batas resistensi.

Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah setelah menyentuh titik resistensi bagian atas, pasar obligasi masih memiliki kekuatan untuk mengalami penguatan atau justru melemah?

"Ruang untuk kenaikkan masih terbuka lebar, namun dengan situasi dan kondisi saat ini pasar obligasi akan mengalami pelemahan terlebih dahulu sebelum pada akhirnya melangkah untuk mengalami kenaikkan lebih lanjut," sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (18/10/2019).

Adapun sentiment yang menjadi sorotan pelaku pasar di pagi hari ini antara lain;

1.Congratulations! Inggris dan Uni Eropa berhasil mencapai kesepakatan draft akhir, BENARKAH?

Meskipun belum sepenuhnya akan disetujui di Parlement Inggris, namun kami melihat bahwa kesepakatan ini merupakan sebuah kesepakatan yang baik bagi keduabelah pihak. Meskipun belum pasti akan disetujui, namun setidaknya sudah ada kesepakatan disana bagi kedua belah pihak. Hal yang belum tentu dilakukan oleh Theresa May. Kesepakatan dicapai pada jam 11 pada hari kamis kemarin, waktu setempat. Presiden Komisi Eropa Jean Claude Juncker menyebukan bahwa kesepakatan tersebut merupakan kesepakatan yang adil dan seimbang. Kesepakatan tersebut juga sudah disetujui oleh para pemimpin Uni Eropa pada pertemuan puncak mereka, dengan demikian kami melihat bola panas sudah bergulir kepada Parlement Inggris. Apabila pada hari Sabtu nanti Parlement Inggris mengatakan bahwa tidak memberikan restu terhadap kesepakatan tersebut, maka semuanya tentu akan menjadi sia sia. Apalagi Juncker sempat menyatakan bahwa tidak akan mengizinkan untuk memberikan Inggris perpanjangan kembali. Tentu kami sangat setuju, karena hal ini merupakan sesuatu yang cepat atau lambat harus diputuskan, agar memberikan kepastian bagi ekonomi dunia juga. Sebetulnya apa sih, yang direvisi dari kesepakatan Uni Eropa dengan Inggris dengan versi Theresa May sebelumnya? 1. Irlandia Utara akan menjadi bagian dari wilayah Pabean Inggris – dan bukan wilayah Pabean Eropa. Dahulu anggota Parlement Inggris menolak kesepakatan tersebut karena sebelumnya Pabean Irlandia Utara terpisah dari Inggris. 2. Irlandia Utara harus menerapkan beberapa aturan Uni Eropa tertentu khususnya terkait dengan produk pertanian. 3. Irlandia Utara harus memberikan persetujuan yang demokratis agar perjanjian ini terus berlaku di masa depan. Irlandia Utara juga akan memiliki hak suara mengenai permasalahan di masa depan nanti selepas proses Brexit. Kemudian setelah direvisi, berikut ini point point baru yang sudah dimasukkan kedalam kesepakatan Brexit yang baru. 1. Produk dari Irlandia Utara dapat diberi merk Made in England. 2. Inggris akan memungut PPN dari Irlandia Utara, yang berarti pendapatan yang dihasilkan dari transaksi yang terkena pajak di Irlandia Utara tidak akan dikirimkan kembali ke Uni Eropa. 3. Membentuk panitia baru untuk mengawasi proses tersebut dan akan bertemu sebulan sekali dan akan diketuai Bersama oleh Uni Eropa dan Inggris. Namun, belum saja kesepakatan itu dibawa ke Parlement Inggris, Partai Oposisi dari Inggris sudah menyatakan bahwa, dari apa yang diketahui, tampaknya Perdana Menteri Boris Johnson telah membuat kesepakatan yang bahkan lebih buruk dari Theresa May, yang bahkan sebelumnya sudah ditolak mentah mentah. Pemimpin Partai Brexit sendiri Nigel Farage mengatakan bahwa kesepakatan itu seharusnya tidak didukung. Hal ini ditambah lagi dengan Partai Nasional Skotlandia yang mengatakan tidak akan memberikan suara untuk kesepakatan tersebut. Partai berikutnya yang menolak adalah Partai Serikat Buruh Demokratik Irlandia Utara, DUP, yang dimana mereka juga tidak mendukung kesepakatan tersebut. Ini yang menjadi beban berat bagi Inggris saat ini, mengapa demikian? Karena untuk bisa meloloskan kesepakatan tersebut, Johnson membutuhkan suara DUP untuk bisa meloloskan kesepakatan tersebut. DUP mengatakan bahwa mereka tidak senang dengan pengaturan bea cukai dan persetujuan yang diusulkan, dimana usul tersebut memberi Irlandia Utara hak suara atas hubungannya dengan Uni Eropa pasca Brexit. DUP Berulang kali menentang rencana yang dimana Inggris akan diberlakukan berbeda setelah Brexit. Sesuatu hal yang lucu menurut kami, mau dilakukan Brexit, tapi tidak ada perubahan dalam kesepakatan. Tentu saja tidak bisa, karena situasi dan kondisinya tidak lagi sama. Ini semua sudah berbeda. Kami melihat kasusnya 11 dan 12 antara Amerika dan China yang semua point ingin dimenangkan. Cukup menarik untuk kita saksikan, perjuangan Johnson untuk mendapatkan persetujuan dari Inggris pekan ini.

2.Turki setuju untuk menghentikan serang di Suriah Utara selama 5 hari

Melegakan! Pada akhirnya tensi antara Turki dan Suriah Utara berangsur pulih, setelah sebelumnya Mike Pence dan Recep Tayyip Erdogan sepakat. Setelah jeda selama 5 hari, Turki menyetujui untuk melakukan gencatan senjata permanen. Penarikan orang orang Kurdi dari daerah perbatasan sudah dimulai, dan hal ini dipandang sesuai hal yang baik oleh Turki. Karena dimata Turki, pejuang Kurdi adalah teroris, meskipun anehnya pejuang Kurdi, mereka bekerja sama dengan Amerika untuk menumpas teroris. Atas sikap ksatria Turki, maka Amerika akan mencabut sanksi yang sebelumnya telah dikenakkan kepada Turki. Atas sikap ini, Turki dan Amerika justru berkomitmen untuk melakukan resolusi damai demi masa depan khususnya di zona aman, serta bekerja secara professional untuk memastikan bahwa ada perdamaian dan keamanan di perbatasan Suriah.

“Kami merekomendasikan wait and see hari ini dengan volume terbatas, tetap cermati sentimen yang terjadi saat ini,” sebut analis Pilarmas.