Meskipun Ekonomi Tumbuh, Menkeu Waspadai Penurunan Investasi Di Akhir Tahun

Foto : istimewa

Pasardana.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati optimistis pertumbuhan ekonomi pada tahun ini sebesar 5,1 persen. Meski demikian, pihaknya terus mewaspadai penurunan investasi di kuartal III dan IV mendatang.

"Seperti kita sampaikan secara over all satu tahun ini sekitar 5,08 atau jadi 5,1 persen. Kita lihat kuartal III dan IV, mungkin yang harus kita lihat adalah investasi apakah masih akan tetap di level 5 persen itu," ujarnya di Kantor DJP, Jakarta, Senin (14/10/2019).

Sri Mulyani melanjutkan, pertumbuhan ekonomi ke depan masih akan disumbang oleh konsumsi masyarakat yang masih terjaga. Apalagi pada Agustus lalu terjadi deflasi pada indeks harga konsumen.

"Kalau konsumsi kita harap dengan adanya stabilitas harga, bahkan ada deflasi kita mengharap konsumsinya, posisi indeks confidance-nya dari konsumen cukup kuat. Jadi kita berharap akan tetap bisa terjaga di 5 persen," jelasnya.

Selain investasi dan konsumsi, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut juga terus mengamati perkembangan ekspor dan impor. Di mana, kedua komponen tersebut sangat terpengaruh kondisi global.

"Kita perhatikan, tadi dinamika ekspor impor," tegasnya.

Dirinya berharap, penurunan ekspor di September tidak separah bulan-bulan sebelumnya. Meski demikian, dia mengakui, ekspor impor Indonesia masih menghadapi berbagai macam tantangan salah satunya perang dagang AS-China.

"Kita sendiri di dalam negeri, Kita lihat dari komponen yang terpengaruh oleh dinamika global itu ekspor impor kita. Saya berharap penurunan ekspor yang selama ini terjadi bisa lebih kecil, gitu. Sehingga harapan sekarang ini, semoga ada keputusan interim antara Trump dan China mungkin ini juga akan memberikan dampak positif," ujarnya.

Selain ekspor, pemerintah juga akan terus mengamati perkembangan impor. Di mana impor merupakan salah satu indikator yang menunjukkan pergerakan perekonomian dalam negeri.

"Untuk impor, kalau kondisi kegiatan di dalam negeri menunjukkan adanya pelemahan tentu impornya juga menunjukkan hal itu. Impor ini juga menunjukkan leading indikator, jadi yang selama ini sudah negatif itu menggambarkan mereka juga akan mengurangi stok," jelasnya.