Dapat Pendanaan FLPP, BTN Bidik Penyaluran KPR Sejahtera

foto: istimewa

Pasardana.id - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) menandatangani Perjanjian Kerjasama Tripartit antara Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (PPDPP) dan PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) tentang penyaluran kredit pemilikan rumah sejahtera (KPR Sejahtera) atau biasa disebut KPR Subsidi dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Perjanjian tersebut merupakan bentuk komitmen bersama, antara BTN, SMF dan PPDPP untuk membantu pemerintah dalam membiayai KPR Sejahtera untuk mempercepat pencapaian program sejuta rumah.

“PKS ini sangat strategis bagi BTN karena dapat bersinergi dalam pembiayaan bersama KPR Sejahtera dalam rangka penyediaan dana jangka panjang,” kata Direktur BTN Iman Nugroho Soeko di Jakarta, Selasa (14/8/2018).

BTN mengapresiasi keputusan Pemerintah untuk mempercayakan penyaluran FLPP tidak hanya kepada BTN, tapi juga BTN Syariah. Oleh karena itu, Bank yang sudah menyalurkan KPR BTN selama lebih dari 41 tahun ini untuk tahap awal  diberikan alokasi penyaluran KPR Sejahtera atau FLPP untuk 9.500 unit, dimana 464 unit diantaranya akan dilaksanakan BTN Syariah lewat akad Murabahah (jual beli).  

“BTN siap menerima limpahan  dari Bank pelaksana lain yang belum optimal menyalurkan FLPP untuk membantu PPDPP mencapai target yang dicanangkan,” kata Iman menanggapi rencana evaluasi dan penyesuaian target yang akan dilaksanakan oleh PPDPP dalam waktu dekat.

Optimisme BTN untuk mengoptimalkan FLPP sejalan dengan visi misi Bank yang sudah berusia 68 tahun ini untuk berperan aktif mendukung sektor perumahan dan terdepan dalam menyalurkan pembiayaan sektor perumahan. 

Hal ini sejalan dengan target Bank dengan kode saham BBTN ini untuk mengejar angka penyaluran pembiayaan perumahan subsidi yang dipatok sekitar 600.000 unit.

“Kami melihat peluangnya masih besar karena permintaan hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah tetap tumbuh dan terdorong oleh kebijakan Bank Indonesia yang telah resmi memberlakukan relaksasi rasio kredit terhadap nilai agunan atau Loan To Value  (LTV) properti per 1 Agustus lalu,” kata Iman.

Adapun sepanjang semester I/2018, BTN sudah menyalurkan pembiayaan perumahan  baik KPR maupun kredit konstruksi untuk hunian sebanyak 423.303 unit rumah dengan nilai Rp38,4 triliun baik rumah subsidi maupun non subsidi. Khusus untuk pembiayaan rumah subsidi, BTN sudah mendistribusikan pinjaman untuk 297.044 unit rumah dengan nilai Rp17,15 triliun.

Pada kesempatan yang sama, BTN menandatangani Perjanjian Kerjasama Bipartit dengan SMF dalam hal pemberian fasilitas pinjaman. BTN menjadi salah satu dari 21 Bank yang digandeng SMF untuk menikmati fasilitas pinjaman yang cukup terjangkau untuk menyalurkan FLPP bagi MBR. 

Seperti yang diketahui, sesuai dengan Keputusan Menteri PUPR no. 463/KPTS/M/2018 tentang Proporsi Pendanaan Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera, SMF mengambil porsi 25 persen pendanaan FLPP, sehingga pemerintah hanya menanggung 75 persen dari pendanaan FLPP secara keseluruhan.

Menurut Iman, hadirnya SMF dalam pendanaan FLPP tidak hanya meringankan beban Pemerintah, tapi juga perbankan. BTN menyambut baik tawaran SMF untuk memberikan fasilitas pinjaman dengan bunga terjangkau atau di bawah 4,5 persen yang relatif lebih murah dibandingkan bunga pinjaman lain. Selain itu tenor pinjaman yang diberikan juga cukup panjang, yaitu 20 tahun atau setara dengan tenor KPR yang diberikan BTN kepada nasabahnya.

Keuntungan lainnya, Iman melanjutkan, BTN tidak perlu repot mencari sumber pendanaan jangka panjang  untuk FLPP karena sebelum SMF turut andil ke pendanaan FLPP, perbankan menanggung 10 persen pendanaan untuk FLPP.  Malah BTN justru mendapat berkah dana mengendap dari giro PPDPP di BTN. Dus, beban bunga menjadi lebih ringan, target margin bunga bersih pun bisa lebih dekat diraih.

“Kami akan mengoptimalkan kerjasama dengan SMF untuk merealisasikan komitmen kami dalam penyaluran FLPP,” tegas Iman.