Gubernur BI Pastikan Ekonomi Indonesia 'Tahan Gempa' di Tahun Politik
Pasardana.id - Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo menegaskan, bahwa pihaknya akan menjaga inflasi sesuai target 2,5-4,5 persen (yoy) dan indikator stabilitas makro ekonomi lainnya sesuai nilai fundamental, meskipun kegiatan ekonomi tahun ini akan dibarengi maraknya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan persiapan menjelang Pemilihan Presiden 2019.
"Kita harus melihat sejarah. Di sejarah kita dalam empat tahun ini, Pilkada selalu ada bahkan ada Pilpres. Tetapi setiap kali kita melakukan itu, stabilitas sistem keuangan terjaga," jelas Agus di Jakarta, Selasa (23/1/2018).
Agus juga menyebutkan, bahwa Indonesia sudah "terbiasa" menghadapi padatnya agenda politik. Indonesia, menurut Agus, dapat menghindari gangguan tingginya tensi politik terhadap perekonomian.
"Setiap kali kita melakukan agenda besar politik, stabilitas sistem keuangan bisa dipisahkan dari dinamika politik seperti Pilkada atau Pilpres," tutur Agus Marto.
Lebih lanjut dijelaskan, indikator stabilitas lainnya, seperti; neraca transaksi berjalan, diakui Agus, memang akan mencatat kenaikan defisit ke level 2 - 2,5 persen Produk Domestik Bruto. Hal itu karena pulihnya kegiatan ekonomi domestik yang dapat memacu laju impor.
"Defisit transaksi berjalan akan sedikit meningkat tetapi masih di batas yang sehat yaitu antara dua sampai 2,5 persen dari PDB," ujar dia.
Adapun reformasi struktural perekonomian, dipastikan Agus terus berjalan dan mendorong pertumbuhan ekonomi ke angka 5,1-5,5 persen (yoy).
Asal tahu saja, pada 2018, bakal ada 171 Pilkada dan pada tahun 2019, bakal ada Pilpres 2019.
Adapun potensi gangguan dari dinamika politik di 2019 juga menjadi salah satu sorotan Lembaga Pemeringkat Moody's Investor Service, yang mengingatkan Pilkada dapat mempengaruhi efektivitas reformasi kebijakan ekonomi di Indonesia.

