Defisit Transaksi Berjalan Turun, Ketahanan Eksternal Terkendali

foto : ilustrasi (ist)
foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Bank Indonesia (BI) melaporkan, defisit transaksi berjalan tercatat USD5,5 miliar (2,1% PDB) pada triwulan I 2018, atau lebih rendah dari defisit pada triwulan sebelumnya yang mencapai USD6,0 miliar (2,3% PDB).

Menurut Arbonas Hutabarat, Direktur Departemen Komunikasi BI, menurunnya defisit transaksi berjalan ini, mampu menopang ketahanan sektor eksternal perekonomian Indonesia. 

Adapun penurunan defisit transaksi berjalan terutama dipengaruhi oleh penurunan defisit neraca jasa dan peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder.

Lebih lanjut, dalam siaran pers yang dirilis BI, Jumat (11/5/2018), disebutkan bahwa penurunan defisit neraca jasa terutama dipengaruhi kenaikan surplus jasa perjalanan (travel) seiring naiknya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan menurunnya impor jasa pengangkutan (freight).

Adapun peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder sejalan dengan naiknya penerimaan remitansi dari pekerja migran Indonesia.

Sementara itu, surplus neraca perdagangan nonmigas menurun terutama dipengaruhi penurunan ekspor nonmigas.

Lebih rinci Arbonas mengungkapkan, impor nonmigas juga menurun meski lebih terbatas, dengan impor barang modal dan bahan baku masih berada pada level yang tinggi sejalan dengan kegiatan produksi dan investasi yang terus meningkat.

Adapun transaksi modal dan finansial triwulan I 2018 tetap mencatat surplus di tengah tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global.

Surplus transaksi modal dan finansial pada triwulan I 2018 tercatat USD1,9 miliar, terutama ditopang oleh aliran masuk investasi langsung yang masih cukup tinggi.

Hal ini mencerminkan tetap positifnya persepsi investor terhadap prospek perekonomian Indonesia.

Namun demikian, surplus transaksi modal dan finansial triwulan I 2018 tercatat lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada triwulan sebelumnya.

Penurunan surplus tidak terlepas dari dampak peningkatan ketidakpastian di pasar keuangan global yang kemudian mengakibatkan penyesuaian penempatan dana asing di pasar saham dan pasar surat utang pemerintah.

Penurunan surplus juga dipengaruhi oleh komponen investasi lainnya yang tercatat defisit, terutama dipengaruhi naiknya penempatan simpanan sektor swasta pada bank di luar negeri.

Secara keseluruhan, lanjut dia, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan I 2018 mencatat defisit seiring dengan menurunnya surplus transaksi modal dan finansial. Defisit NPI pada triwulan I 2018 tercatat USD3,9 miliar.

Dengan perkembangan NPI tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2018 tercatat sebesar USD126,0 miliar. Jumlah cadangan devisa ini setara dengan pembiayaan 7,7 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional.

Ke depan, NPI diprakirakan tetap baik sehingga dapat terus menopang ketahanan sektor eksternal.

“Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan global yang dapat memengaruhi prospek NPI, antara lain peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global, kecenderungan penerapan inward-oriented trade policy di sejumlah negara, dan kenaikan harga minyak dunia,” ungkap Arbonas.

Ditambahkan, Bank Indonesia terus menempuh bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, serta memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah khususnya dalam mendorong kelanjutan reformasi struktural, sehingga ketahanan sektor eksternal Indonesia tetap terjaga.