Pasar Obligasi Sudah Lebih Stabil

Pasardana.id - Pasar obligasi Indonesia saat ini dinilai lebih stabil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kenaikan imbal hasil tidak terlalu signifikan saat merespons rencana kenaikan bunga acuan bank sentral, atau Fed Rate.
"Sedikit banyak Asing sudah tidak memiliki kontrol yang berlebih atas harga obligasi kita. Bila dulu Asing menilai bahwa, 'bila Asing keluar harga turun, bila Asing masuk harga naik', sekarang tidak lagi," jelas Kepala Pendapatan Tetap PT Indomitra Securities, Maximilianus Nicodemus kepada Pasardana.id, di Jakarta, Senin (30/5/2016).
Dengan adanya ketentuan lembaga keuangan non bank harus memiliki 20% SUN dari total dana kelolaannya, membuat harga obligasi tetap tegak berdiri meskipun asing keluar.
"Hal inilah yang menjadi daya tarik, karena pemain lokal mulai tumbuh seiring dengan adanya aturan dari OJK," imbuhnya.
Obligasi pemerintah bertenor 10 tahun mengalami kenaikkan sejak FOMC meeting menghasilkan keputusan yang memungkinkan mereka menaikkan suku bunga lebih awal dari yang di perkirakan. Kenaikan yield di FR0070 selama dua bulan isu Fed Rate hanya di kisaran 15-25 basis poin (bps).
"Tentu pasar bereaksi akan hal ini, terutama Rupiah. Menguatnya Dollar tentu membuat Rupiah kita melemah dalam kurun waktu dua hari. Sehingga Obligasi bertenor 10 tahun mengalami lonjakan tertinggi dalam 2 bulan terakhir. Namun tidak begitu besar," pungkasnya.