ANALIS MARKET (09/3/2018) : Rupiah Diproyeksi Kembali ke Kisaran Antara Rp.13.770 - Rp.13.780 per USD

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset Samuel Aset Manajemen menyebutkan, sebagian besar indeks futures bursa Asia tercatat hijau, indikasi ada potensi kenaikan indeks di bursa Asia hari ini, terbantu dengan sentimen naiknya indeks di bursa global semalam (08/3) walaupun harga minyak mentah dibuka turun pagi ini.

Adapun mata uang kuat Asia dibuka bervariasi pagi ini.

“Kemungkinan Bank Indonesia akan membawa rupiah kembali ke kisaran antara Rp.13.770 - Rp.13.780 per USD (kurs tengah Bloomberg),†jelas Lana Soelistianingsih, Kepala Riset/Ekonom Samuel Aset Manajemen dalam laporan riset yang dilansir Jumat (09/3/2018).

Lebih lanjut, riset SAM juga menyebutkan, BI sinyalkan tidak akan menaikkan suku bunga untuk menahan laju pelemahan rupiah saat ini, dan tetap akan melakukan intervensi di pasar valas.  

Asal tahu saja, nilai tukar rupiah saat ini mencatatkan undervalued terhadap USDolar.

Namun pelemahan ini memberi efek positif untuk APBN 2018 dengan perkiraan neto surplus  anggaran sebesar Rp.1,6 triliun - Rp.1,7 triliun mengacu pada analisis sensitivitas dalam Nota Keuangan APBN 2018.

Sementara itu, dari factor eksternal, ECB pertahankan kebijakan suku bunganya di 0% dan menginjeksi perekonomian dengan 30 miliar euro per bulan sampai setidaknya bulan September 2018 mendatang.

ECB meyakini ekonomi Uni Eropa menguat. Proyeksi ekonomi untuk tahun 2018 sebesar 2,4%, dan 1,9% di tahun 2019 dan 1,7% tahun 2020. Namun angka inflasi per Februari 2018 masih 1,2% yoy, dibawah target 2%. ECB masih belum akan menaikkan suku bunganya dalam waktu dekat.

Â