Transaksi Harian Hanya Rp500 Miliar, IPIM Ajak AB Berdagang ETF
Pasardana.id - Produk ETF (Exchange Traded Fund) atau reksa dana bursa dinilai kurang marak di transaksi di pasar sekunder. Untuk mendorong produk tersebut lebih semarak diperdagangkan di pasar sekunder, diperlukan peran anggota bursa untuk menjadi dealer partisipan.
Direktur Utama PT Indo Primier Invesment Management (IPIM), Diah Sofiyanti mengharapkan, 104 anggota bursa (AB) menjadi dealer partisipan atau pengerak pasar produk ETF, sehingga membuka peluang bagi investor ritel menjajal peruntungannya di produk tersebut.
“Sebab saat ini dealer partisipannya hanya Indoprimer Sekuritas saja," ujar Diah di gedung Bursa Efek Indonesia, Senin (18/12/2017).
Ia melanjutkan, harapan ini harus dibarengi dengan adanya insentif-insentif dari regulator pasar modal dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Mungkin perlu ada insentif yang diberikan OJK kepada dealer partisipan," ujar dia.
Untuk diketahui, dealer partisipan akan melakukan kuotasi dan pembentukan harga saham-saham yang tergabung dalam satu reksa dana bursa menjadi satuan harga.
Disamping itu, Ia juga berharap operator pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesia (BEI) juga dapat segera melakukan perubahan fraksi penawaran dan permintaan diperkecil dalam transaksi ETF pada pasar sekunder.
“Ini yang menjadi pekerjaan rumah BEI," kata dia.
Sementara itu, Direktur Pengelolaan Investasi OJK, Sujanto menyampaikan, permintaan pelaku pasar tersebut telah menjadi kajiannya. Pasalnya, dengan semakin banyak dealer partisipan, maka akan baik bagi pasar karena akan membuat rentang fraksi harga penawaran dan permintaan akan kecil.
“Dengan spread bid dan offer mengecil akan mendorong orang untuk melakukan transaksi ETF," terang dia.
Namun hingga saat ini, Sujanto belum bisa menjelaskan insentif apa yang akan ditawarkan kepada AB yang akan menjadi dealer partisipan. Hanya saja dalam waktu dekat akan meminta masukan kepada para AB terkait hal itu.
“Ini masih kajian awal, tapi melihat dari nilai transaksi harian ETF saat ini Rp500 miliar sudah menjadi insentif tersendiri," kata dia.
Perlu diketahui, produk ETF di Indonesia pertama kali diperkenalkan pada tahun 2007 dan sampai saat ini telah terbit 14 ETF dengan dana kelolaan Rp8,5 triliun atau 1,98% dari kapitalisasi pasar bursa. Dengan rincian 12 ETF berbasis saham dan 2 ETF berbasis obligasi dengan dana.
Â