Beban Pajak Meningkat, Laba 2015 Tiga Pilar Sejahtera Food Turun 2%

PASARDANA.ID - Sekalipun penjualan naik, laba PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) turun pada 2015. Penurunan laba perseroan antara lain disebabkan oleh meningkatnya beban pajak. Di saat yang sama, beban pokok penjualan dan beban keuangan perseroan juga ikut melonjak. Hal ini membuat manajemen kesulitan mendongkrak laba AISA tahun lalu. Penurunan laba AISA juga dipicu oleh melemahnya rupiah atas dolar Amerika Serikat.

Dari laporan keuangan tahun 2015 yang dipublikasikan BEI, Jumat (8/4) disebutkan, laba AISA mencapai Rp323,44 miliar (Rp100,49 per saham) pada 2015, turun 2,5% dibandingkan pencapaian laba Rp331,70 miliar (Rp110,57 per saham) pada tahun 2015. Penurunan laba tersebut antara disebabkan oleh peningkatan beban pajak penghasilan AISA sebesar 19%, dari Rp106,38 miliar pada 2014 menjadi Rp126,68 miliar pada 2015.

Menurut manajemen AISA, penurunan laba perseroan terjadi di tengah peningkatan penjualan bersih AISA sebesar 17%, yaitu dari Rp5,14 triliun menjadi Rp6,01 triliun.

Seiring penjualan, beban pokok penjualan juga bertambah 15,6% menjadi Rp4,737 triliun pada tahun 2015. Meski bdemikian, laba kotor AISA tetap tumbuh sebesar 22,4% menjadi Rp1,274 triliun. Asapun laba usaha AISA naik 8,83% menjadi Rp739,43 miliar.

Di bagian lain, biaya keuangan AISA meningkat 22,5% menjadi Rp239 miliar pada tahun 2015. Akan tetapi, laba sebelum pajak emiten beraset Rp9,06 triliun per Desember 2015 itu tetap tumbuh sebesar 3,3%, dari Rp484,28 miliar menjadi Rp500,43 miliar. Penurunan kinerja keuangan AISA tahun 2015 juga ikut berimbas terhadap sahamnya di bursa.

Selama periode 2 Januari sampai dengan 30 Desember 2015, saham AISA turun sebesar 40,19%, dari Rp2.065 per unit menjadi Rp1.235 per unit. Hingga penutupan perdagangan sesi pertama di BEI, Jumat (8/4) saham AISA tercatat Rp1.175 per unit, turun Rp10 dibanding penutupan, Kamis (7/4) sebesar Rp1.185 per unit. Saham AISA pun cukup aktif ditransaksikan investor sepanjang tahun lalu dan tergolong likuid di BEI. (*)