Volume SBN Diperdagangan Kamis Kemarin Senilai Rp9,47 Triliun dari 44 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan hari senilai Rp9,47 triliun dari 44 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,189 triliun.

Dalam riset yang dirilis Jumat (21/12/2018), analis riset MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0063 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp915,0 miliar dari 24 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0070 senilai Rp876,7 miliar dari 25 kali transaksi.

Sedangkan Project Based Sukuk seri PBS016 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp180,00 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 99,13% yang diikuti oleh perdagangan Sukuk Negara Ritel seri SR009 senilai Rp7,65 miliar dari 11 kali transaksi.

Sementara itu, volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan senilai Rp1,61 triliun dari 61 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan.

Sukuk Mudharabah Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry I Tahun 2018 Seri B (SMLPPI01B) menjadi sukuk korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp460,0 miliar dari 2 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III Adira Finance Tahap II Tahun 2018 Seri A (SMADMF03ACN2) senilai Rp24,00 miliar dari 6 kali transaksi.

Adapun Obligasi Berkelanjutan III Medco Energi Internasional Tahap II Tahun 2018 Seri A (MEDC03ACN2) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp225,7 miliar dari 2 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank PANIN Tahap II Tahun 2017 (PNBN02SBCN2) senilai Rp153,6 miliar dari 15 kali transaksi.

Sementara itu, pada perdagangan kemarin, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika ditutup dengan mengalami pelemahan, sebesar 33,70 pts (0,23%) di level 14472,50 per Dollar Amerika.

Bergerak dengan mengalami pelemahan pada kisaran 14459,00 hingga 14517,50 per Dollar Amerika, pelemahan nilai tukar terjadi di tengah bervariasinya arah perubahan mata uang regional merespon keputusan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika.

Mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin penguatan mata uang regional terhadap Dollar Amerika, sebesar 0,68% yang diikuti oleh mata uang Rupee India (INR) sebesar 0,55 dan mata uang Dollar Singapura (SGD) sebesar 0,31%. Selain mata uang Rupiah, pelemahan mata uang regional didapati pada Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,38% dan mata uang Dollar taiwan (TWD) sebesar 0,10%.

Disisi lain, imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin ditutup dengan arah perubahan yang bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan.

Imbal hasil US Treasury bergerak dengan arah perubahan yang beragam dimana pada tenor 2 tahun mengalami kenaikan di level 2,670% dan tenor 10 tahun justru turun terbatas di level 2,7944% merespon keputusan Bank Sentral Amerika yang menaikkan suku bunga acuan serta koreksi yang terjadi di pasar sahamnya mendorong permintaan terhadap aset yang lebih aman (safe haven asset).

Sementara itu, imbal hasil dari surat utang Inggris dan Jerman ditutup dengan penurunan terbatas masing - maisng di level 1,271% dan 0,233% di tengah koreksi yang terjadi di pasar sahamnya. Imbal hasil surat utang regional yang mengalami kenaikan diantaranya adalah surat utang India di level 7,264% dan surat utang Malaysia di level 4,086%.