Volume SBN Diperdagangan Kamis Kemarin Senilai Rp8,35 Triliun dari 35 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan diperdagangan kemarin (13/12), tercatat senilai Rp8,35 triliun dari 35 seri Surat Berharag Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp2,97 triliun.

Dalam riset yang dirilis Jumat (14/12/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,365 triliun dari 28 kali transaksi di harga penutupan di level 87,75% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0077 senilai Rp843,13 miliar dari 31 kali transaksi.

Adapun Project Based Sukuk seri PBS016 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp60,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 98,67% yang diikuti oleh perdagangan Sukuk Negara Ritel seri SR009 senilai Rp40,60 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 99,55%.

Sementara itu, volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp816,40 miliar dari 44 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan.

Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap II Tahun 2018 Seri A (ADMF04ACN2) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp130,00 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 99,76% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi I Pelindo IV Tahun 2018 Seri B (PIKI01B) senilai Rp120,00 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 98,28%.

Adapun Sukuk Ijarah Berkelanjutan III PLN Tahap II Tahun 2018 Seri D (SIPPLN03DCN2) menjadi sukuk korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp38,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 98,61% dan diikuti oleh perdagangan Sukuk Ijarah Berkelanjutan II XL Axiata Tahap I Tahun 2018 seri A (SIEXCL02ACN1) senilai Rp0,8 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,19%.

Disisi lain, nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin ditutup menguat sebesar 101,00 pts (0,69%) di level 14496,50 per Dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14478,00 hingga 14555,00 per Dollar Amerika.

Ditengah penguatan mata uang regional, mata uang Rupiah memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh mata uang Rupee India (INR) sebesar 0,54% dan Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,47%. Satu - satunya mata uang regional yang mengalami pelemahan terhadap Dollar Amerika adalah Yen Jepang (JPY) yaitu sebesar 0,16%.

Sementara itu, arah perubahan imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin (13/12), kembali terlihat bervariasi ditengah beragamnya sentimen yang ada di pasar.

Imbal hasil surat utang Inggris dan Jerman ditutup dengan mengalami kenaikan masing - masing di level 1,292% dan 0,282% di tengah keputusan Bank Sentral Eropa memutuskan untuk mengakhiri stimulus moneternya pada kahir Desember 2018 mendatang.

Sementara itu, imbal hasi US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun ditutup di level 2,90% dan 3,143%. Imbal hasil surat utang Jepang juga ditutup dengan mengalami kenaikan, di level 0,051% begitu pula surat utnag Hong Kong yang ditutup naik di level 2,129%.