Volume SBN Diperdagangan Rabu Kemarin Senilai Rp10,55 Triliun dari 35 Seri
Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (21/11), tercatat senilai Rp10,55 triliun dari 35 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,73 triliun.
Dalam paparan risetnya yang dirilis Kamis (22/11/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0077 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,572 triliun dari 39 kali transaksi dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0078 senilai Rp1,623 triliun dari 70 kali transaksi.
Sementara itu, Project Based Sukuk seri PBS015 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp144,00 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 84,86% dan diikuti oleh perdagangan PBS013 senilai Rp120,00 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 99,84%.
Adapun volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (21/11) tercatat senilai Rp387,30 miliar dari 32 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan.
Obligasi Berkelanjutan II Indosat Tahap I Tahun 2017 Seri B (ISAT02BCN1) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp106,00 miliar dari 10 kali transaksi di harga rata - rata 98,63% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Medco Energi Internasional Tahap II Tahun 2018 Seri A (MEDC03ACN2) senilai Rp50,00 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 100,25%.
Sementara itu, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika ditutup melemah terbatas, sebesar 15,00 pts (0,10%) di level 14602,50 per Dollar Amerika.
Dibuka melemah di level 14635,00 per Dollar Amerika, nilai tukar Rupiah bergerak berfluktuasi di sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14574,50 hingga 14645,00 per Dollar Amerika.
Sedangkan nilai tukar mata uang regional bergerak dengan arah perubahan yang bervariasi, dimana penguatan nilai tukar didapati pada mata uang Yuan China (CNY) sebesar 0,10% yang diikuti oleh mata uang Dollar Singapura (SGD) sebesar 0,08% yang juga didapati pada mata uang Peso Philippina (PHP).
Adapun mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional, sebesar 0,49% yang diikuti oleh mata uang Yen Jepang (JPY) sebesar 0,19% dan mata uang Ringgit Malaysia (MYR) sebesar 0,15%.
Sementara itu, dari perdagangan surat utang global, pergerakan imbal hasilnya bergerak terbatas dengan kecenderungan mengalami kenaikan seiring dengan mulai stabilnya pasar saham di beberapa negara - negara maju.
Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun ditutup dengan kenaikan terbatas masing - masing di level 3,065% dan 3,316%.
Kenaikan imbal hasil yang terbatas juga didapati pada surat utang Inggris dan Jerman yang masing - masing ditutup pada level 1,389% dan 0,37%.
Adapun imbal hasil surat utang Jepang ditutup dengan penurunan, di level 0,089%.
Penurunan imbal hasil juga didapati pada surat utang China, di level 3,365% dan surat utang Thailand di level 2,706%.

