ANALIS MARKET (15/11/2018) : Kemungkinan Rupiah Melemah ke Kisaran Rp14.750 - Rp14.800 per USD
Pasardana.id – Riset Samuel Aset Manajemen (SAM) menyebutkan, sebagian besar indeks futures bursa Asia tercatat hijau, indikasi ada kenaikan indeks di bursa Asia hari ini, Kamis (15/11/2018), tetapi ada kemungkinan terkoreksi terbawa sentimen negatif dari turunnya indeks di bursa global semalam (14/11) dan harga minyak mentah pagi ini.
Adapun mata uang kuat Asia, Yen, HK dolar dan Sin dolar kompak dibuka menguat terhadap USDolar pagi ini.
“Tetapi kemungkinan rupiah akan melemah ke kisaran Rp.14.750 - Rp.14.800 per USD (kurs tengah Bloomberg) karena kemungkinan neraca perdagangan kembali defisit,” sebut Lana Soelistianingsih, Kepala Riset/Ekonom SAM dalam laporan riset yang dirilis Kamis (15/11/2018).
Lebih lanjut, riset SAM juga memperkirakan, BI akan mempertahankan suku bunga acuannya 7DRR pada pertemuan RDG 14-15 November ini di level 5,75%. Kemungkinan BI akan naikkan satu (1) kali lagi pada RDG 19-20 Desember mendatang, merespon potensi kenaikan suku bunga The Fed pada FOMC 18-19 Desember.
Pada bulan November ini, The Fed tidak mengadakan FOMC yang mestinya cukup membantu sentimen stabilnya rupiah.
Sementara dari eksternal, inflasi AS tercatat 2,5% yoy untuk bulan Oktober, naik dari 2,3% yoy pada September.
Kenaikan ini terutama karena naiknya harga bahan bakar minyak (enery), sementara inflasi inti naik relatif moderat.
Kenaikan inflasi ini belum menjadi indikasi ekonomi AS menuju ‘overheating’, namun bisa menjadi indikasi semakin besarnya kemungkinan The Fed menaikkan suku bunganya pada FOMC 18-19 Desember mendatang.

