Volume SBN Diperdagangan Selasa Kemarin Senilai Rp7,17 Triliun dari 44 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (30/10) masih terbatas, meskipun mengalami peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya (29/10), yaitu tercatat senilai Rp7,17 triliun dari 44 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan. Dari nilai tersebut, sebesar Rp2,33 triliun adalah volume perdagangan Surat Berharga Negara seri acuan.

Dalam laporan riset yang dirilis Rabu (31/10/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0063 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, yakni senilai Rp1,23 triliun dari 23 kali transaksi di harga rata - rata 90,10% yang diikuti oleh perdagangan seri FR0077 senilai Rp994,94 miliar dari 48 kali transaksi di harga rata - rata 98,33%.

Dari perdagangan Sukuk Negara, Project Based Sukuk seri PBS016 menjadi Sukuk negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp350,58 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 97,98% yang diikuti oleh perdagangan seri PBS019 senilai Rp208,39 miliar dari 14 kali transaksi di harga rata - rata 98,09%.

Adapun dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,79 triliun dari 58 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan.

Sukuk Mudharabah Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry I Tahun 2018 Seri B (SMLPPI01B) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp420,0 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Waskita Karya Tahap III Tahun 2017 Seri B (WSKT02BCN3) senilai Rp160,0 miliar dari 13 kali transaksi di harga rata - rata 97,02%.

Sementara itu, nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin (30/10) ditutup melemah terbatas sebesar 1,0 pts (0,01%) pada level 15223,50 per Dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan di kisaran 15222,50 hingga 15241,30 per Dollar Amerika.

Adapun mata uang regional pada perdagangan kemarin beregrak dengan arah yang bervariasi dengan mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin pelemahan terhadap mata uang Dollar Amerika, yaitu sebesar 0,43% yang diikuti oleh mata uang Baht Thailand (THB) dan Rupee India (INR) masing - masing sebesar 0,30%. Sedangkan mata uang Won Korea Selatan (KRW) mengalami penguatan sebesar 0,19%.

Sementara itu, imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin cenderung mengalami kenaikan seiring dengan perbaikan yang terjadi di pasar saham, mendorong investor untuk melakukan penjualan terhadap aset yang lebih aman (safe haven asset).

Imbal hasil US Treasury pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami kenaikan dimana untuk tenor 10 tahun di level 3,13% dan tenor 30 tahun mengalami kenaikan di level 3,371% sebagai respon atas tingkat kepercayaan konsumen di Amerika yang mengalami kenaikan.

Sementara itu, imbal hasil dari surat utang Jerman dan Inggris terlihat mengalami kenaikan yang terbatas, masing - masing di level 0,376% dan 1,403%.

Imbal hasil surat utang regional yang mengalami penurunan selain Surat Utang Negara dalah surat utang Malaysia yang ditutup turun di level 4,173%.