Volume SBN Diperdagangan Jumat Kemarin Senilai Rp8,92 Triliun dari 40 Seri
Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (18/10), tercatat senilai Rp8,92 triliun dari 40 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dimana volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,19 triliun.
Dalam laporan riset yang dirilis Jumat (19/10/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, Project Based Sukuk seri PBS013 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp155,75 miliar dari 11 kali transaksi di harga rata - rata 99,64% dan diikuti oleh perdagangan Sukuk Negara Ritel seri SR009 senilai Rp92,97 miliar dari 18 kali transaksi di harga rata - rata 99,05%.
Adapun Obligasi Negara seri FR0063 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,77 triliun dari 14 kali transaksi di harga rata - rata 89,58% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0077 senilai Rp1,21 triliun dari 35 kali transaksi di harga rata - rata 98,40%.
Sementara itu, volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp1,23 triliun dari 36 seri surat utang yang diperdagangkan.
Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap III Tahun 2018 Seri A (ADMF04ACN3) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp201,0 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 99,40% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi II Bussan Auto Finance Tahun 2018 Seri A (BAFI02A) senilai Rp160,00 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 98,94%.
Seiring dengan penguatan mata uang Dollar Amerika terhadap mata uang regional, mata uang Rupiah pada perdagangan kemarin ditutup melemah, sebesar 44,50 pts (0,29%) di level 15194,50 per Dollar Amerika.
Bergerak melemah sepanjang sesi perdagangan di kisaran 15187,50 hingga 15195,00 per Dollar Amerika, pelemahan nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin seiring dengan pergerakan mata uang regional yang sebagain besar juga mengalami pelemahan terhadap Dollar Amerika.
Pelemahan terbesar didapati pada mata uang Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,76% yang diikuti oleh mata uang Dollar Taiwan (TWD) sebesar 0,41%. Adapun mata uang Yen Jepang (JPY) terlihat mengalami penguatan terbatas, sebesar 0,15% dan Dollar Singapura (SGD) sebesar 0,04%.
Sementara itu, Imbal hasil surat utang global bergerak berfluktuasi dengan arah perubahan yang cukup bervariasi merespon beberapa data dan kondisi di pasar keuangan global.
Imbal hasil US Treasury sempat mengalami kenaikan di awal perdagangan seiring dengan rencana Bank Sentral Amerika untuk melanjutkan kebijakan menaikkan suku bunga acuan yang tercermin dari FOMC Minutes.
Namun demikian, pada akhir sesi perdagangan, imbal hasil US Treasury justru mengalami penurunan di level 3,173% untuk tenor 10 tahun dan di level 3,358% untuk tenor 30 tahun di tengah koreksi yang terjadi di pasar saham mendorong investor untuk menempatkan dananya pada aset yang lebih aman.
Imbal hasil dari surat utang Jerman dan Inggris juga terlihat mengalami penurunan masing - masing di level 0,408% dan 1,541%.
Adapun imbal hasil surat utang Singapura dan Thailand terlihat mengalami kenaikan, masing - masing di level 2,595% dan 2,790%.

