Volume SBN Diperdagangan Rabu Kemarin Senilai Rp9,34 Triliun dari 40 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (17/10), tercatat senilai Rp9,34 triliun dari 40 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp2,54 triliun.

Dalam laporan riset yang dirilis Kamis (18/10/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0065 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp994,43 miliar dari 42 kali transaksi di harga rata - rata 83,32% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0077 senilai Rp869,08 miliar dari 66 kali transaksi di harga rata - rata 98,47%.

Sedangkan Sukuk Negara Ritel seri SR008 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp402,64 miliar dari 35 kali transaksi di harga rata - rata 100,56% dan diikuti oleh perdagangan SR009 senilai Rp52,07 miliar dari 18 kali transaksi di harga rata - rata 99,02%.

Sementara itu, dari perdagangan surat utang korporasi, 47 seri surat utang korporasi diperdagangkan dengan volume perdagangan mencapai Rp1,39 triliun.

Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap III Tahun 2018 Seri A (ADMF04ACN3) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp150,0 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 99,36% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap III Tahun 2018 Seri B (WSKT03BCN3) senilai Rp140,0 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%.

Sementara itu, pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika pada sepanjang sesi perdagangan menunjukkan penguatan, bergerak pada kisaran 15150,00 hingga 15186,50 per Dollar Amerika dan ditutup dengan mengalami penguatan sebesar 50,50 pts (0,33%) di level 15150,00 per Dollar Amerika.

Menguatnya mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika terjadi di tengah melemahnya mata uang Dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia serta penurunan harga minyak dunia.

Selain Rupiah, mata uang regional yang mengalami penguatan terhadap Dollar Amerika diantaranya adalah mata uang Baht Thailand (THB) yang menguat sebesar 0,40% dan mata uang Dollar Taiwan (TWD) yang menguat sebesar 0,23%.

Adapun mata uang regional yang mengalami pelemahan terhadap Dollar Amerika adalah mata uang Yuan China (CNY) dan Rupee India (INR) yang sama - sama mengalami pelemahan sebesar 0,22%.

Sementara itu, pergerakan imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin bergerak dengan arah perubahan yang bervariasi sebagai respon pelaku pasar atas beberapa sentimen di pasar surat utang global.

Imbal hasil US Treasury pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami kenaikan masing - masing di level 3,203% dan 3,367% untuk tenor 10 tahun dan 30 tahun setelah notulen Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika menunjukkan bahwa Bank Sentral Amerika masih akan melanjutkan kebijakan moneter untuk menaikkan suku bunga acuan guna menjaga stabilitas ekonomi Amerika Serikat.

Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) mengalami penurunan masing - masing di level 0,463% dan 1,587%. Adapun surat utang India pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami kenaikan di level 7,911%.