Volume SBN Diperdagangan Rabu Kemarin Senilai Rp9,20 Triliun dari 39 Seri
Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (10/10), tercatat senilai Rp9,20 triliun dari 39 seri Surat Berharga Negara dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,48 triliun.
Dalam laporan riset harian yang dirilis Kamis (11/10/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0075 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,43 triliun dari 56 kali transaksi di harga rata - rata 87,09% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0063 senilai Rp1,32 triliun dari 21 kali transaksi di harga rata - rata 90,13%.
Sedangkan, Project Based Sukuk seri PBS013 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp548,0 miliar dari 17 kali transaksi di harga rata - rata 99,56% dan diikuti oleh perdagangan PBS015 senilai Rp180,0 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 84,73%.
Sementara itu, dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp661,85 miliar dari 36 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Bank Panin Tahap III Tahun 2018 (PNBN02CN3) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp90,0 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 96,59% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Victoria Tahap II Tahun 2018 (BVIC01SBCN2) senilai Rp68,0 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%.
Setelah bergerak dengan mengalami penguatan terhadap Dollar Amerika sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 15197,00 hingga 15227,00 per Dollar Amerika, nilai tukar rupiah ditutup menguat sebesar 37,50 pts (0,25%) di level 15200,00 per Dollar Amerika.
Mata uang Rupiah memimpin penguatan mata uang regional terhadap Dollar Amerika, dimana pada perdagangan kemarin pergerakan nilai tukar cukup bervariasi.
Mata uang regional yang mengalami penguatan selain Rupiah adalah Rupee India (INR) yang menguat sebesar 0,21% yang diikuti oleh Baht Thailand (THB) sebesar 0,21% dan Ringgit Malaysia (MYR) yang menguat sebesar 0,17%.
Adapun mata uang regional yang mengalami pelemahan diantaranya adalah Yen Jepang (JPY) sebesar 0,27% dan Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,11%.
Sementara itu, imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan, dipimpin oleh penurunan imbal hasil US Treasury.
Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun ke level 3,163% begitu pula dengan tenor 30 tahun yang ditutup turun ke level 3,355% seiring dengan aksi pembelian investor untuk masuk pada instrumen investasi yang lebih aman di tengah koreksi yang terjadi di pasar saham.
Pada perdagangan kemarin (10/10), psar saham Amerika Serikat mengalami koreksi yang cukup besar, dimana untuk Indeks Dow Jones mengalami koreksi sebesar 831,83 pts (3,15%), Indeks S&P 500 mengalami penurunan sebesar 94,66 pts (3,29%) dan Indeks Nasdaq mengalami penurunan sebesar 315,97 pts (4,08%).
Adapun imbal hasil surat utang Jerman dan Inggris justru terlihat mengalami kenaikan, masing - masing di level 0,551% dan 1,723%.
Adapun surat utang regional yang mengalami penurunan diantaranya adalah surat utang Thailand di level 2,857% dan surat utang Jepang di level 0,141%.

