Penyaluran Kredit BNI Sepanjang Kuartal I/2017 Tumbuh 21,4 Persen
Pasardana.id - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI sepanjang Kuartal I/2017 mencatat pertumbuhan kredit sebesar 21,4% year on year (yoy) dari Rp 326,74 triliun pada Kuartal I 2016 menjadi Rp 396,52 triliun pada Kuartal I 2017.
“Kenaikan ini ditopang fungsi intermediasi yang tetap solid dalam menyalurkan pembiayaan ke sektor-sektor ekonomi produktif, terutama infrastruktur," kata Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni di Jakarta, kemarin.
Lebih rinci dijelaskan, sebesar 72,6% dari total kredit atau Rp 287,85 triliun disalurkan ke sektor Business Banking, dimana pendistribusiannya masih didominasi oleh kredit ke Korporasi (23,7% dari total kredit) dan Badan Usaha Milik Negara (20,0%). Khusus Kredit ke BUMN mengalami pertumbuhan sebesar 37,8% (yoy) menjadi sebesar Rp 79,48 triliun.
Kredit BNI ke Bisnis Korporat tersalurkan ke sektor Manufaktur (22,8% dari total kredit Bisnis Korporat); Pertanian (19,8%); Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi (8,5%); Konstruksi (6,2%); Kelistrikan, Gas, dan Air (13,7%); serta Pertambangan (5,9%). Proyek-proyek Infrastruktur masih menjanjikan dengan efek berantainya yang positif antara lain dalam meningkatkan lapangan kerja baru.
Sementara itu sebesar 16,6% dari total kredit disalurkan ke sektor Konsumer. Kredit Konsumer BNI mengalami pertumbuhan 13,8% dimana kredit berbasis Payroll menjadi penggerak utama dengan pertumbuhan 118,1% (yoy).
Lebih lanjut Baiquni mengungkapkan, pihaknya meyakini pembiayaan pada sektor infrastruktur merupakan pilihan terbaik. Karena selain turut mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat dan memperluas pembangunan infrastruktur, juga memberikan berkah bagi bisnis BNI secara keseluruhan.
"Dengan menyalurkan kredit ke infrastruktur, BNI memperoleh peluang pengembangan bisnis penting dari supply chain financing mulai dari hulu ke hilir, sehingga memunculkan sumber-sumber pendanaan baru dan fee based income baru dari segmen korporat, antara lain dari syndication fee, trade finance, garansi bank, hingga cash management fee," ujarnya.
Ditambahkan, kucuran kredit yang tumbuh positif tersebut diiringi dengan pengelolaan risiko kredit yang stabil.
Langkah-langkah yang diambil BNI untuk mengelola risiko tersebut, antara lain; dengan melakukan restrukturisasi kredit, dimana ratio kredit yang direstrukturisasi terhadap total kredit menurun dari 8,0% pada akhir tahun 2016 menjadi 7,8% pada kuartal I 2017, yang berarti terjadi perkembangan yang positif.
Baiquni juga mengatakan, bahwa sepanjang Kuartal I/2017, BNI mencatat laba sebesar Rp 3,23 triliun atau tumbuh 8,5%, dibandingkan laba periode sama tahun 2016.
Adapun laba bersih BNI terbentuk oleh Pendapatan Bunga Bersih (NII) yang naik 12,3% dari Rp 6,91 triliun pada Kuartal I 2016 menjadi Rp 7,76 triliun pada Kuartal I 2017. Pencapaian NII tersebut mendukung net interest margin (NIM) tetap terjaga pada level 5,6%.
Perolehan laba juga ditopang oleh Pendapatan Non-Bunga yang naik 14,2%, dari Rp 1,96 triliun pada Kuartal I 2016 menjadi Rp 2,23 triliun pada Kuartal I 2017, didukung oleh kenaikan fee based income dari trade finance, pengelolaan rekening, bisnis kartu, transaksi ATM, dan sumber pendapatan non-bunga lainnya.
Pencapaian ini telah mengantarkan Return on Equity (ROE) BNI ke level 16,0% meningkat dibandingkan posisi akhir tahun lalu di level 15,5%, yang mencerminkan efektifitas permodalan BNI dalam menciptakan laba terus meningkat.

