Duh...Defisit APBN Sudah Mencapai Rp262,5 Triliun

foto : istimewa

Pasardana.id - Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Keuangan, Senin, 15 Agustus 2016, defisit anggaran pendapatan belanja negara (APBN) mencapai Rp262,5 triliun dari target Rp296,7 triliun hingga pekan pertama Agustus 2016. Atau secara presentase telah mencapai 2,08 persen dari target akhir tahun sebesar 2,35 persen.

Realisasi defisit tersebut tercatat karena penerimaan negara baru terkumpul Rp775,2 triliun atau 43,4 persen dari target dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBNP) 2016 Rp1.786,2 triliun. Sementara belanja negara sudah terserap Rp1.037,6 triliun atau 49,8 persen dari pagu sebesar Rp2.082,9 triliun.

Menyikapi kondisi tersebut, Pemerintah telah melakukan pembiayaan sebesar Rp299,2 triliun yang berasal dati pembiayaan utang sebesar Rp303,3 triliun dan non-utang sebesar negatif Rp4,1 triliun. Untuk pembiayaan utang bersumber dari penerbitan SBN dan penarikan pinjaman, sedangkan non-utang berumber dari perbankan dalam negeri.

Realisasi pembiayaan utang berasal dari penerbitan surat berharga negara (SBN) neto Rp326,6 triliun, penarikan pinjaman dalam negeri sebesar Rp400 miliar dan penarikan pinjaman luar negeri sebesar Rp23,7 triliun.

Tercatat, penerbitan SBN secara gross mencapai sebesar Rp501,3 triliun atau 82 persen dari target gross APBNP 2016 sebesar Rp611,4 triliun yang terdiri dari penerbitan SBN valas sebesar Rp152,4 triliun atau setara dengan USD10,5 miliar.

Pemerintah juga menggunakan strategi front loading (penerbitan di awal) terhadap penerbitan SBN gross, untuk memanfaatkan likuiditas, membiayai realisasi defisit APBN yang cukup besar sejak awal tahun, dan membiayai uang jatuh tempo atau membeli kembali (buyback). Jumlah SBN jatuh tempo dan buyback mencapai Rp175,3 triliun.

Berdasarkan hasil realisasi defisit anggaran dan realisasi pembiayaan, maka terdapat sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA) sebesar Rp36,7 triliun.