SUN Dengan Denominasi Mata Uang Asing, Imbal Hasilnya Naik

foto : istimewa

Pasardana.id - Analis fixed income PT MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, dari perdagangan Surat Utang Negara (SUN) dengan denominasi mata uang asing, pergerakan imbal hasilnya pada perdagangan kemarin (Rabu, 27 Juli 2016), mengalami kenaikan.

Hal ini didorong oleh aksi ambil untung oleh investor setelah harga Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan dalam sepekan terakhir.

"Aksi ambil untung para investor dorong kenaikan imbal hasil pada perdagangan Surat Utang Negara (SUN) dengan denominasi mata uang asing, yang dilakukan kemarin," jelas I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id, Kamis (28/7/2016).

Dijelaskan, imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-46 masing - masing mengalami kenaikan sebesar 2 bps pada level 2,41% dan 4,53% setelah mengalami koreksi harga sebesar 7 bps dan 40 bps. Sedangkan imbal hasil dari INDO-26 mengalami kenaikan sebesar 4 bps pada level 3,42% setelah mengalami koreksi harga yang sebesar 35 bps.

Adapun volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin terlihat mengalami peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya dengan didominasi oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0056.

Obligasi Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun tersebut diperdagangkan senilai Rp3,40 triliun dari 130 kali transaksi dengan harga rata - rata pada level 109,78% dengan tingkat imbal hasil sebesar 7,00%.

Sementara itu, Sukuk Negara Ritel seri SR007 menjadi Surat Berharga Syariah Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp260,83 miliar dari 24 kali transaksi dengan harga rata - rata di level 102,37% dengan tingkat imbal hasil sebesar 6,70%.

Sedangkan, dari perdagangan obligasi korporasi, Obligasi Berkelanjutan I Bumi Serpong Damai Tahap II Tahun 2013 (BSDE01CN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar. Obligasi dengan peringkat "idAA-" dan akan jatuh tempo pada 5 Juni 2018 tersebut diperdagangkan pada harga rata - rata 100,33% dengan tingkat imbal hasil sebesar 8,17%.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat sebesar 38,00 pts (0,29%) pada level 13137,00 per dollar Amerika. Bergerak berfluktuasi pada kisaran 13108,00 hingga 13155,00 per dollar Amerika, rupiah mengalami penguatan terhadap dollar Amerika sepanjang sesi perdagangan.

Mata uang rupiah memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika dengan diikuti oleh mata uang Rupee India (INR) dan Baht Thailand. Adapun mata uang Yen Jepang (JPY) menjadi mata uang regional yang mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Jepang.

Selain itu mata uang Ringgit Malaysia (MYR) dan Peso Philippina (PHP) menjadi mata uang regional yang mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika.