BI Perlu Perkuat Cadangan Emas

Pasardana.id - Agus Tony Poputra, Ekonom Universitas Sam Ratulangi Manado menilai, Bank Indonesia (BI) perlu menata kembali portofolio cadangan devisanya dengan memperbanyak emas moneter.
"Peningkatan jumlah emas moneter oleh BI dapat dipakai sebagai pengamanan nilai cadangan devisa Indonesia dari pengaruh eksternal," kata Agus, dalam siaran pers yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, baru-baru ini.
Dijelaskan, pertengahan tahun 2016 menjadi momen yang kurang menguntungkan bagi perekonomian dunia. Keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE) yang dikenal dengan Brexit telah menekan nilai Pound ke titik terendah selama 31 tahun terakhir. Kondisi ini juga berdampak ke negara lain.
"Sesungguhnya Pound merupakan salah satu mata uang kuat (hard currency) di dunia dan menjadi pilihan cadangan devisa pada kebanyakan bank sentral di dunia. Namun demikian, Pound tetap tidak kebal terhadap perubahan lingkungan. Kondisi yang sama dapat dialami mata uang kuat lainnya, termasuk US Dollar," jelas dia.
Lebih lanjut Agus mengungkapkan, saat ini AS sedang mendapat tekanan dalam negeri dimana isu rasial mengalami eskalasi yang tajam dan bisa berujung pada terganggu keamanan dan ekonomi negara tersebut secara masif.
Faktor lainnya yang diperkirakan akan membawa pengaruh negatif bagi kondisi domestik AS ke depan adalah pemilihan presiden. Kedua calon presiden negara ini, Donald Trump dan Hillary Clinton, diperkirakan akan menghadapi tantangan berat.
"Perkiraan situasi buruk yang bakal dihadapi AS, maka US Dollar berpotensi mengalami fluktuasi tajam di masa mendatang," ujar dia.
"Memang nilai emas juga mengalami fluktuasi, namun tetap memiliki nilai yang memadai," terang dia.
Asal tahu saja, data yang dilansir World Gold Council per Juni 2015 menunjukan cadangan emas dunia mencapai 31.949 ton.
Sebanyak 8113,5 ton atau 25,45% dari cadangan tersebut dimiliki AS. Sebaliknya, Indonesia hanya memiliki 78,1 ton atau 0,24% dari cadangan emas dunia. Bahkan di ASEAN, jumlah cadangan emas Indonesia lebih rendah dibanding Thailand dan Singapura, yang masing-masing berjumleh 152,4 ton dan 127,4 ton.
Mengingat bumi Indonesia memiliki deposit emas yang relatif besar, maka seharusnya BI tidak menghadapi kesulitan berarti dalam meningkatkan cadangan emas moneternya.
"Dengan cadangan emas yang besar, BI bisa menjaga nilai cadangan devisa secara keseluruhan dan kestabilan Rupiah dalam menghadapi dampak Brexit dan potensi terganggunya kondisi domestik AS," tandas dia.