Sempat Turun ke Level 6.300, PRDA Balik Menghijau

foto : istimewa

Pasardana.id - PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) resmi mencatakan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pagi ini. Dari pantauan Pasardana.id, saham emiten laboratorium kesehatan itu sempat turun ke level 6.300.

Penurunan itu menurut Presiden Direktur PT Indoprimier Securities, Moleonoto selaku penjamin pelaksana efek, bahwa belum bisa memastikan aksi jual yang dilakukan investor saat pembukaan tersebut.

"Saya bilang... dia salah order atau apa ..ngapain dia jual di level 6300 padahal setelah itu naik," terang dia di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (7/12/2016).

Ia menambahkan, nilai transaksi jual di level 6300 hanya Rp5.000.000,-. Sehingga transaksi tersebut tidak banyak berpengaruh. Dan pada masa penawaran awal terjadi kelebihan pemesanan (over subcribed) hingga tiga kali.

"Kecil sekali itu," ujar dia.

Untuk diketahui, harga penawaran awal saham PRDA di level Rp 6.500 per saham, dan sempat naik ke level 6850.

"Kami bersyukur akhirnya IPO Prodia berjalan lancar dan sukses. Kami berharap kehadiran Prodia di pasar modal dapat memberikan manfaat yang optimal kepada para shareholders dan staleholders," jelas Direktur Utama PRDA, Dewi Muliaty usai pencatatan saham perdana.

Dewi menambahkan, Prodia menargetkan dapat membuka sebanyak-banyaknya 33 laboratorium klinik baru selama 4 tahun ke depan. Melalui penambahan jejaring ini, kehadiran Prodia diharapkan dapat dirasakan di seluruh 34 propinsi di Indonesia. Dengan semakin luasnya jejaring Prodia, masyarakat Indonesia diharapkan bisa mendapatkan solusi terbaik terhadap kebutuhan diagnostik kesehatan yang terus meningkat dewasa ini. 

"Sebagai perusahaan dengan rekam jejak lebih dari 43 tahun, Prodia ingin menjadi bagian dari solusi kesehatan di Indonesia dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Kami berkomitmen untuk selalu memberikan layanan terbaik dengan hasil diagnostik yang akurat dan optimal berstandar internasional," tambah Dewi. 

Sementara itu, Direktur Keuangan Prodia, Liana Kuswandi mengatakan, perolehan dana hasil IPO yang mencapai Rp1,22 triliun, akan digunakan sebanyak 67% untuk mengembangkan dan memperbesar jejaring outlet Prodia di Indonesia, baik di pasar yang ada saat ini maupun di pasar yang baru; sebesar 19% akan digunakan untuk memperkuat kemampuan dan kualitas layanan Prodia melalui pembelian (i) peralatan teknologi diagnostik generasi terbaru, yang akan memperkuat layanan Prodia untuk mendukung pengobatan individu yang menjadi tren yang terus tumbuh di industri laboratorium klinik global (ii) peralatan untuk pemeriksaan non-laboratorium, dan (iii) peralatan dan/atau perlengkapan teknologi informasi. Kemudian sisanya sebesar 14% akan digunakan untuk memperkuat modal kerja.

Hingga Semester I-2016, Prodia membukukan pendapatan sebesar Rp 648,6 miliar, meningkat 9,7% dari Rp 591 miliar pada periode yang sama di 2015. Total aset Prodia mencapai sebesar Rp 588 miliar per 30 Juni 2016. EBITDA Prodia sebesar Rp 100 miliar dan EBITDA margin sebesar 15,5%.

Kinerja keuangan yang baik dari Prodia didukung oleh jejaring layanan yang telah menyebar di seluruh Indonesia. Terhitung hingga 30 Juni 2016, Prodia memiliki 251 outlet dimana 128 diantaranya merupakan laboratorium klinik, lebih dari 3.600 karyawan dengan lebih dari 230 dokter sebagai partner kerjasama, yang tersebar di 104 kota di 30 provinsi.

Laboratorium klinik Prodia merupakan tempat rujukan bagi sebagian besar rumah sakit dan laboratorium klinik lainnya di seluruh Indonesia, terutama untuk tes laboratorium khusus.

"Kami berharap, kinerja positif Perseroan ini akan memberikan nilai tambah bagi investor dan stakeholders kami. Perseroan akan terus berupaya menjaga pertumbuhan bisnis yang sehat dan tetap mengacu para good corporate governance," jelasnya.