MARKET REVIEW Kamis (15/12/2016)

foto : istimewa

Pasardana.id ââÅ¡¬“ Dalam paparan risetnya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Kamis (15/12/2016), Research & Analyst PT Corfina Capital, Putu Wahyu Suryawan menyoroti beberapa faktor yang diprediksi bakal mempengaruhi pergerakan pasar di lantai Bursa Efek Indonesia maupun pergerakan harga obligasi pada perdagangan hari ini, Kamis (15/12/2016).

Beberapa faktor yang dimaksud, terangkum dalam market review berikut ini;

Wall Street Review

Bursa Wall Street secara keseluruhan ditutup mengalami pelemahan, dimana Dow Jones tercatat melemah -0.60% pada level 19,792.53, S&P 500 tercatat melemah -0.81% pada level 2,253.28 dan Nasdaq tercatat mengalami pelemahan -0.50% pada level 5,436.67. EIDO mengalami pelemahan drastis sebesar -3.68% pada level 23.79.

Pelemahan Bursa Wall Street terjadi setelah The Fed secara resmi menaikkan tingkat suku bunga acuan Amerika Serikat sebesar 25 bps menjadi 0.75%.

Kenaikan suku bunga The Fed diputuskan setelah data inflasi dan data tenaga kerja Amerika Serikat mengalami perbaikan.

Yield Obligasi Pemerintah Amerika dengan tenor 10 tahun tercatat mengalami penguatan menjadi 2.578%.

Dollar Spot Index menurut data Bloomberg tercatat menguat signifikan sebesar +1.24% pada level 102.320.

Komoditi

Harga minyak mentah dunia mengalami pelemahan cukup dalam, dimana minyak WTI tercatat melemah sebesar -3.93% pada level 50.9 USD/barel dan minyak Brent mengalami pelemahan sebesar -3.45% pada level 53.8 USD/barel.

Harga Emas mengalami pelemahan -1.37% pada level 1,142.71, harga batu bara untuk kontrak bulan Januari 2017 mengalami penguatan sebesar +0.55% pada level 82.00 USD/metric tonnes. Untuk harga CPO berdasarkan MPOC tercatat mengalami peningkatan sebesar +0.87% pada level 3,125 RM/metric tonnes.

Harga tembaga mengalami pelemahan sebesar -0.12% pada level 259.55 USD/lb.

Penurunan tajam terjadi pada beberapa harga komoditas, khususnya harga minyak mentah dunia dan harga emas, karena Investor lebih cenderung melakukan akumulasi pembelian pada Dollar Amerika Serikat terkait kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat.

Indonesia Market

Pada perdagangan kemarin 14 Desember 2016, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan sebesar -30.802 poin atau -0.582% pada level 5,262.817. Investor Asing masih terus mencatatkan net sell sebesar 303.6 Milyar.

Pelemahan IHSG kembali terjadi untuk antisipasi kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat, dan sesuai perkiraan pasar, The Fed telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 0.75%.

Sebagai dampak kenaikan suku bunga The Fed, maka pada hari ini hingga akhir pekan, IHSG diperkirakan masih terjadi koreksi pada range harga 5,160 ââÅ¡¬“ 5,260, mengingat EIDO mengalami penurunan cukup dalam sebesar -3.68% sebagai imbas dari kenaikan suku bunga The Fed.

Tetapi sekali lagi, menurut pandangan kami, koreksi yang terjadi merupakan peluang dan koreksi diperkirakan hanya bersifat sementara.

Apabila koreksi IHSG terjadi hingga menyentuh support kuat 5,211, maka merupakan sebuah peluang untuk melakukan subscription pada instrument reksadana, karena koreksi IHSG bersifat sementara dan merupakan koreksi sehat, mengingat posisi IHSG masih berada pada trend bullish positif.

Kenaikan harga minyak mentah dunia dan harga komoditas lainnya juga akan mampu menopang kinerja ekspor Indonesia, dan hal tersebut akan menopang pertumbuhan GDP Indonesia menjadi lebih baik lagi pada akhir tahun 2016.

Data Tax Amnesty menunjukkan, hingga 14 Desember 2016, total harta yang telah dilaporkan mencapai Rp 4,009 Triliun dan telah melebihi target Pemerintah yang sebesar Rp 4,000 Triliun, sedangkan realisasi pembayaran tebusan telah mencapai Rp 100 Triliun dari target Pemerintah yang sebesar Rp 165 Triliun hingga Maret 2017.

Dengan adanya Tax Amnesty sangat cukup untuk mengimbangi capital outflow dari Investor Asing.