Pertumbuhan Kredit 2016 Tidak Lebih dari 9 Persen
Pasardana.id - Mirza Adityaswara, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan kredit tak akan lebih dari 9% di tahun 2016 ini. Meskipun, belakangan ini permintaan kredit mulai meningkat dari bulan ke bulan.
"Saya kira masih berada di kisaran 7,0-9,0 persen. Meskipun kredit perbankan juga dari bulan ke bulan sudah baik. Kalau lihat angka ekspor juga cukup baik. Jadi geliat ekonomi sudah mulai keliatan tapi memang recovery ini terus berlanjut di 2017," kata Mirza usai acara Outlook Perekonomian 2017, di Jakarta, Jumat (16/12/2016).
Senada dengan Mirza, Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo optimistis pertumbuhan kredit pada tahun depan (2017) akan lebih baik dibandingkan pada tahun 2016 ini, yakni di kisaran 10-12 persen.
Perry menyebut, ada tiga faktor yang akan mendorong pertumbuhan kredit.
Pertama, pada tahun depan kondisi perbankan akan lebih baik, setelah meningkatkan biaya pencadangan untuk menekan risiko kredit bermasalah pada tahun ini.
"Risiko kredit meningkat sehingga bank-bank perlu konsolidasi meningkatkan cadangan untuk risiko kredit macet (NPL). Tapi kami perkirakan gross NPL 3,2 persen di Oktober sudah di puncaknya, mulai menurun," tutur Perry.
Dengan demikian, menurut Perry, perbankan akan lebih siap menyalurkan kredit pada paruh kedua tahun depan. Selain itu, pembiayaan dari nonbank juga akan lebih tinggi pada tahun depan.
Faktor kedua, inisiatif-inisiatif yang dikeluarkan bank sentral dalam sistem pembayaran seperti Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT), Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) dan Fintech Office, serta penggunaan uang elektronik untuk penyaluran bantuan sosial.
"Itu juga tidak hanya meningkatkan efisiensi tapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi," imbuhnya.
Ketiga, pendalaman pasar keuangan. Menurut Perry, manfaat dari pendalaman pasar keuangan, yakni memberi variasi alternatif instrumen investasi dalam dan luar negeri untuk mendukung stabilitas, serta menambah variasi jumlah pembiayaan.
Sementara itu, transmisi suku bunga perbankan masih akan terus terjadi. Penurunan suku bunga kredit masih akan turun secara bertahap dan ini sejalan dengan progress konsolidasi perbankan.
Saat ini, suku bunga kredit baru turun sebesar 0,67 persen.
"Ke depannya, masih akan dapat turun 0,5 persen lagi," tandas Perry.

