SMGR Galang Dukungan Komisi VI, Soal Putusan MA
Pasardana.id - Ketua Komisi VI DPR RI, Teguh Juwarno, mengharapkan Mahkamah Agung (MA) memberikan perlindungan terhadap investasi yang ada. Hal itu menanggapi putusan Peninjauan Kembali (PK) yang dikeluarkan oleh MA terhadap perijinan pembangunan pabrik Semen Indonesia (SMGR) di Rembang.
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Sangat disayangkan keputusan PK tersebut, Parlemen mengharapkan MA memberikan perlindungan terhadap investasi yang ada, apalagi investasi ini dilakukan oleh BUMN yang notabene milik negara, mengingat investasi yang telah mencapai 95 persen,ââÅ¡¬ kata Teguh dalam siaran pers, di Jakarta, Rabu (19/10/2016).
Pada tingkat Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), permohonan penggugat yang diwakilkan Joko Priyanto dan WALHI ditolak majelis hakim pada 16 April 2015. Lalu, ditingkat Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN) pun majelis hakim menolak. Berlanjut ke tingkat MA yang mengabulkan PK dengan amar putusan kabul pk., batal putusan judex facti., adili kembali : kabul gugatan., batal objek sengketa.
Teguh mengatakan, keputusan MA tersebut memberikan sinyal yang negatif terhadap kepastian usaha dan iklim investasi di tanah air. Seperti disampaikan pengamat ekonomi Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, Suharnomo, jika perijinan sudah ada ketetapan hukum, ternyata masih menjadi polemik, maka hal ini menunjukkan kepastian usaha di Indonesia masih dipertanyakan.
Lebih lanjut, Teguh juga menegaskan, DPR RI memberikan dukungan politik secara khusus kepada Semen Indonesia dan Kementerian BUMN untuk melakukan upaya hukum terbaik agar tetap bisa beroperasi sesuai rencana investasi, misalnya dengan melakukan PK terhadap keputusan PK MA.
Seperti diketahui, hingga saat ini proses pembangunan pabrik semen SMGR di Rembang sudah mencapai 95 persen dan menampung sekitar 1.800 orang tenaga kerja yang kebanyakan adalah warga Rembang dan sekitarnya.
Jika sudah beroperasi, Pabrik Semen di Rembang ini produksinya bisa mencapai 3 juta ton semen per tahun dan bisa beroperasi sampai 120 tahun.
Berdirinya pabrik semen di Rembang ini, akan menjawab kebutuhan produksi semen Nusantara yang saat ini masih dikuasai perusahaan asing dan swasta.

