Volume Perdagangan SUN Diperdagangan Akhir Pekan Tercatat Senilai Rp8,43 Triliun dari 36 Seri
Pasardana.id ââÅ¡¬“ Dalam paparan risetnya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Senin (17/10/2016), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan bahwa volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan (Jumat, 14 oktober 2016), tercatat senilai Rp8,43 triliun dari 36 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan.
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Angka ini mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan pada hari Kamis (13/10/2016),ââÅ¡¬ ungkap I Made.
Adapun untuk seri acuan, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp2,95 triliun menunjukkan peningkatan dari posisi di hari Kamis.
Obligasi Negara seri FR0053 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,48 triliun dari 18 kali transaksi dengan harga rata - rata di level 105,40% dan diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Negara seri FR0056 senilai Rp1,07 triliun dari 32 kali transaksi di harga rata - rata 109,71%.
Sementara itu, dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp437,60 miliar dari 22 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
Obligasi Berkelanjutan II WOM Finance Tahap I Tahun 2016 Seri A (WOMF02ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp80 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,48% dan diikuti oleh Obligasi Berkelanjutan I Bank CIMB Niaga Tahap I Tahun 2012 Seri B (BNGA01BCN1) senilai Rp75 miliar dari 9 kali transaksi dengan harga rata - rata di level 100,19%.
Sedangkan nilai tukar rupiah pada perdagangan di akhir pekan ditutup menguat terhadap dollar Amerika, sebesar 40,00 pts (0,31%) di level 13033,00 per dollar Amerika.
Bergerak pada kisaran 13021,00 hingga 13089,00 per dollar Amerika, nilai tukar rupiah cenderung mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan seiring dengan penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika.
Mata uang Baht Thailand (THB) memimpin penguatan mata uang regional diikuti oleh Rupee India (INR) dan Ringgit Malaysia (MYR).
Hanya saja, dalam sepekan, posisi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika masih mengalami pelemahan seiring dengan menguatnya mata uang dollar Amerika di tengah spekulasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika (Fed Fund Rate/FFR) pada akhir tahun 2016.

