ANALIS MARKET (26/5/2025): Ada Potensi Peningkatan Demand SBN Berdenominasi Rupiah

Pasardana.id - Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) mengalami penguatan pada hari perdagangan terakhir di pekan lalu.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) turun sebesar 5 basis poin (bp) ke level 6,42%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) turun sebesar 3 bp ke level 6,80%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 1 bp ke level 6,83%.
Sedangkan volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp21,7 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp34,5 triliun.
FR0103 dan FR0104 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp5,5 triliun dan Rp4,0 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp2,2 triliun.
Sementara itu, Laporan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan beli neto oleh investor asing sebesar Rp14,73 triliun berdasarkan data transaksi untuk periode 19 – 22 Mei 2025.
Flow tersebut terdiri dari beli neto sebesar Rp14,13 triliun di pasar SBN, beli neto sebesar Rp1,54 triliun di pasar saham, serta jual neto sebesar Rp0,95 triliun di pasar SRBI.
Berdasarkan data setelmen per 22 Mei 2025, selama tahun 2025 nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp47,52 triliun di pasar saham dan sebesar Rp14,52 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp40,06 triliun di pasar SBN.
Di sisi lain, data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat 0,67%, bergerak dari level Rp16.328/US$ di hari Kamis menjadi Rp16.218/US$ di hari Jumat.
Adapun dari eksternal, Indikator global per posisi Jumat menunjukkan sentimen yang cenderung positif, tercermin dari penurunan yield US Treasury (UST).
Yield curve UST 5-tahun turun sebesar 3bp menjadi 4,08%, dan yield curve UST 10-tahun turun sebesar 3bp menjadi 4,51%.
Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia bertahan di level 84bp.
CDS 5-tahun Indonesia relatif stabil di kisaran 83-85bp selama 7 hari terakhir, mengindikasikan persepsi risiko investor global terhadap Indonesia relatif terjaga.
Secara week-over-week, yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 8bp dan CDS 5-tahun Indonesia meningkat tipis sebesar 1bp.
Sementara Rupiah menguat 1,38% terhadap US$ dibandingkan level minggu sebelumnya.
Walaupun sentimen di atas cenderung mixed, yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) mencatatkan penurunan mingguan sebesar 5bp menjadi 6,83%.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan demand terhadap instrumen SBN berdenominasi Rupiah. BNI Sekuritas memperkirakan weekly range untuk yield SUN 10-tahun pada periode 26 - 30 Mei di kisaran 6.72-6.92%. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0094, FR0052, FR0096, FR0103,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Senin (26/5).