Respon Wamen ESDM Terkait Gas Elpiji 3 Kg Ada yang Ditimbun

Pasardana.id - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung mengakui ada indikasi penimbunan LPG 3 kg di beberapa titik.
Oleh karena itu, pihaknya menggandeng Kepolisian untuk menindak kecurangan tersebut.
"Jadi kan indikasinya ada terjadi penimbunan di beberapa titik. Kita menghendaki itu jangan terjadi. Untuk penimbunan, maka kita juga bekerja sama dengan Kepolisian," kata Yuliot, dikutip Senin (10/2).
Pernyataan Yuliot merupakan respon terkait adanya indikasi penimbunan LPG 3 kg di tengah kisruh distribusi elpiji bersubsidi ini.
Dirinya pun menegaskan, agar tidak ada pihak yang mengambil kesempatan dengan menimbun LPG 3 kilogram (kg).
"Itu kebutuhan masyarakat, jangan ada yang spekulasi. Jangan ada yang mengambil kesempatan juga di situ," tegas dia.
Oleh sebab itu, pihaknya memastikan melakukan evaluasi bersama pemangku kepentingan terkait untuk meningkatkan pengawasan terhadap distribusi LPG bersubsidi agar tidak terjadi penyelewengan.
"Ini kita juga melakukan evaluasi bersama-sama dengan kementerian/lembaga, termasuk dengan aparat hukum," ujarnya.
Sebelumnya, ada laporan terkait indikasi penimbunan LPG 3 kg.
Laporan ini datang dari Anggota Komisi III DPR RI Fraksi Partai Golkar, Soedeson Tandra.
Ia mengatakan, terdapat sejumlah pihak yang membeli hingga 20 tabung LPG 3 kg.
Hal ini tentu saja dikhawatirkan berimplikasi pada masyarakat yang akhirnya sulit mendapatkan gas subsidi dengan harga resmi yakni Rp 18.000 per tabung.
Selain itu, ia juga mengaku menerima adanya temuan penyalahgunaan LPG subsidi yakni dengan memindahkan isi gas LPG 3 kg ke LPG non-subsidi.
Kemudian, harga jualnya pun menjadi mengikuti harga LPG non-subsidi.
Menurut dia, tindakan itupun membuat LPG subsidi tidak bisa tepat sasaran dinikmati oleh masyarakat yang memang berhak.
Maka dari itu, Soedeson meminta aparat kepolisian untuk bertindak tegas terhadap pihak-pihak yang menimbun elpiji bersubsidi tersebut.