ANALIS MARKET (14/1/2025): IHSG Diperkirakan Bergerak Melemah Menuju Support Terdekat

foto: ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, diperdagangan kemarin (13/1), IHSG ditutup turun -1,02% ke level 7.016,88.

Investor asing mencatatkan net sell sebesar 383 miliar (all market) dan net sell sebesar 408 miliar (RG market).

5 saham dengan net buy tertinggi asing adalah TLKM (106,2 miliar), BRPT (48,2 miliar), EXCL (45,6 miliar), BMRI (33,3 miliar), MEDC (28,2 miliar).

Sementara itu, 5 saham dengan net sell tertinggi adalah BBRI (507,8 miliar), PTRO (155,8 miliar), BRMS (64,1 miliar), ASII (52,7 miliar), RAJA (18,0 miliar).

Secara teknikal, IHSG ditutup lebih rendah dan support breakdown.

Indikator dari stokastik masih bearish, histogram MACD bergerak ke arah negatif (garis adalah potensi death cross) dan volume menurun.

Sementara itu, Indeks utama Wall Street ditutup bervariasi (DJI +0,86%, GSPC +0,16%, IXIC -0,38%).

EIDO ditutup turun -0,16%.

Lonjakan imbal hasil obligasi, khususnya imbal hasil Treasury 10 tahun yang mencapai level tertinggi sejak November 2023, menambah tekanan pada saham-saham pertumbuhan.

Hal ini semakin diperkuat oleh laporan pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan, yang mengurangi harapan akan penurunan suku bunga yang akan segera terjadi dari Federal Reserve.

Perhatian sekarang beralih ke laporan CPI yang akan datang, yang penting untuk menilai apakah inflasi akan mereda menuju target Fed sebesar 2%.

Sementara itu, investor juga mengantisipasi dimulainya musim pendapatan, dengan bank-bank besar akan melaporkan kinerja mereka, yang dapat membawa stabilitas ke pasar.

Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, analis Kiwoom Sekuritas menyebutkan, Indeks hari ini diperkirakan akan terus melemah menuju support berikutnya.

“Skenario bearish: Jika bergerak bearish, IHSG diperkirakan akan melemah ke kisaran support 6.945 –6.959. Skenario Bullish: Jika IHSG mampu bergerak bullish, IHSG berpeluang menguat hingga ke kisaran resistance 7.064 – 7.078,” sebut analis Kiwoom Sekuritas dalam riset Selasa (14/1).