Defisit USD2,3 Miliar Picu Akuntan Ragukan Kelangsungan Usaha BUMI

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PT Bumi Resources Tbk (IDX: BUMI) mencatatkan laba bersih sebesar USD10,923 juta pada tahun 2023, atau anjlok 97,9 persen dibanding tahun 2022 yang mencapai USD525,27 juta.

Dampaknya, laba per saham dasar merosot ke level USD0,03 per 1000 saham pada akhir tahun 2023. Sedangkan di akhir tahun 2022 berada di level USD3,14 per 1.000 saham.

Hasil itu hanya dapat mengikis defisit 0,46 persen secara tahunan menjadi USD2,351 miliar pada akhir tahun 2023.

Tumpukan akumulasi kerugian menahun memicu Akuntan Publik Pemeriksa laporan keuangan tahun 2023 menilai kelangsung usaha emiten tambang batu bara grup Bakrie ini meragukan.

Selain itu, Akuntan Publik masih menemukan kewajiban jangka pendek telah melebihi total aset lancar BUMI.

Jelasnya, aset lancar mencapai USD704,71 juta pada tahun 2023. Sedangkan kewajiban jangka pendek mencapai USD848,16 juta.

“Kondisi tersebut mengindikasi adanya suatu ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kelangsungan usahanya,” tulis Akuntan Publik Chairul Wismoyo dari KAP Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar dan Rekan dalam lampiran hasil audit laporan keuangan BUMI tahun 2023 yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (28/3/2024).

Walaupun, BUMI telah menyusun rencana mengatasi kondisi tersebut dengan terus berusaha untuk meningkatkan keunggulan operasionalnya melalui peningkatan volume produksi, penekanan biaya-biaya dan peningkatan efisiensi.

Langkah berikutnya, BUMI sedang mempercepat pengembangan BRMS, Arutmin dan anak-anak usaha lainnya dengan memanfaatkan harga komoditas yang semakin membaik.

Direktur Utama BUMI, Adika Nuraga Bakrie melaporkan, pendapatan sepanjang tahun 2023 senilai USD1,679 miliar.

Hasil itu turun 8,2 persen dibanding tahun 2022 yang mencapai USD1,83 miliar.

Pemicunya, penjualan batu bara ke pasar dalam negeri turun 26,9 persen secara tahunan menjadi USD587,41 juta pada tahun 2023.

Tapi, nilai ekspor tumbuh 3,05 persen secara tahunan menjadi USD1,045 miliar pada tahun 2023.

Pasalnya, harga rata-rata batu bara turun tajam sebesar 33 persen menjadi USD 81,3/ton pada tahun 2023.

Sedangkan penjualan emas melonjak 35,1 persen secara tahunan menjadi USD45,637 juta pada tahun 2023.

Sayangnya, beban pokok pendapatan membengkak 5,6 persen secara tahunan menjadi USD1,542 miliar pada tahun 2023.

Dampaknya, laba kotor terpangkas 62,9 persen secara tahunan menjadi USD137,29 juta.