ANALIS MARKET (04/12/2024) : Ada Potensi Peningkatan Volatilitas Harga dan Yield SBN Berdenominasi Rupiah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian fixed income BNi Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) bergerak variatif dalam kisaran yang terbatas pada perdagangan kemarin. 

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) turun sebesar 1 basis poin ke level 6,75%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) tidak bergerak di level 6,86%. 

Adapun data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik sebesar 2 basis poin menjadi 6,90%. 

Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range di minggu ini, yaitu di kisaran 6,70%-6,97%.

Sedangkan volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp14,1 triliun kemarin, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp11,2 triliun. 

FR0100 dan PBS030 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp2,3 triliun dan Rp1,3 triliun. 

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp2,3 triliun.

Data DJPPR menunjukkan total incoming bid pada lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) kemarin mencapai Rp13,7 triliun, tidak banyak berubah dibandingkan dengan lelang SBSN sebelumnya pada 19 November 2024 yang mencapai Rp13,9 triliun. 

Dari ketujuh seri yang ditawarkan, Pemerintah menetapkan total amount awarded sebesar Rp 8 triliun, sedikit di bawah target indikatif Rp9 triliun.

Di sisi lain, data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah 0,25%, bergerak dari level Rp15.906/US$ di hari Senin menjadi Rp15.946/US$.

Dari eksternal, Indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung negatif bagi pasar obligasi, tergambar dari peningkatan yield US Treasury (UST). 

Yield curve UST 5-tahun meningkat sebesar 3bp menjadi 4,11%, dan yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 4bp menjadi 4,23%. 

Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia turun sebesar 1bp menjadi 73bp, mengindikasikan confidence para investor global terhadap creditworthiness Indonesia masih terjaga. 

“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan volatilitas harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0086, FR0090, FR0071, FR0101, FR0082, FR0087, FR0073, FR0058,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Rabu (04/12).