ANALIS MARKET (13/12/2024) : IHSG Berpotensi Sideways Cenderung Koreksi

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian BNI Sekuritas menyebutkan, diperdagangan kemarin (12/12), IHSG ditutup melemah 0.94%, disertai dengan net sell asing sebesar Rp2.18 Triliun di all market

Saham perbankan dan teknologi yang membebani IHSG paling besar, yang paling banyak dijual asing adalah BMRI, BBRI, BBCA, BBNI, AADI.

Sementara itu, Indeks-indeks Wall Street melemah pada Kamis (12/12). Hal itu karena laporan inflasi AS terbaru yang lebih tinggi dari perkiraan. Nasdaq Composite turun 0,66% ke level 19.902,84; S&P 500 melemah 0,54% menjadi 6.051,25 dan Dow Jones Industrial Average menurun 0,53% ke 43.914,12. Di sisi lain, saham-saham teknologi mencatatkan penurunan signifikan. Nvidia turun lebih dari 1%, sementara saham raksasa perangkat lunak Adobe anjlok lebih dari 13% setelah memberikan prospek yang lebih lemah dari perkiraan untuk 2025. Saham Meta Platforms, Alphabet, dan Amazon juga ditutup melemah. Indeks harga produsen (PPI), yang melacak harga grosir, naik 0,4% pada bulan lalu. Angka tersebut melampaui ekspektasi yang memperkirakan kenaikan sebesar 0,2%. Akibatnya, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun melonjak ke level tertinggi dalam dua minggu terakhir setelah data tersebut dirilis. Laporan ini mengikuti data indeks harga konsumen (CPI) untuk bulan November, yang sesuai dengan perkiraan. Data tersebut mendorong ekspektasi bahwa Federal Reserve kemungkinan besar akan kembali memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan minggu depan. 

Di sisi lain, Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan Kamis (12/12). Kenaikan bursa saham Asia Pasifik mengikuti bursa saham Wall Street yang mendorong indeks Nasdaq catat rekor tertinggi setelah inflasi November sesuai ekspektasi. Selain itu, pelaku pasar di Asia menilai data pekerjaan bulan November dari Australia. Tingkat pengangguran Australia yang disesuaikan secara musiman menurun menjadi 3,9% pada November 2024, terendah sejak Maret, lebih rendah dari perkiraan sebesar 4,2%. Jumlah pengangguran berkurang sebanyak 27 ribu menjadi 595,3 ribu, sementara pekerjaan meningkat sebanyak 35,6 ribu menjadi 14,54 juta, melebihi kenaikan konsensus sebesar 25 ribu. Indeks ASX 200 Australia melemah 0,28%. Di Jepang, indeks Nikkei 225 meningkat 1,21% dan indeks Topix naik 0,86%. Di Korea Selatan, Kospi menguat 1,62% dan Kosdaq naik 1,10% seiring investor tampaknya mengabaikan kekacauan politik di negara tersebut. Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 1,20%. Adapun Hong Kong akan merilis data produksi industri pada kuartal ketiga.

Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, dalam riset Jumat (13/12), Retail Research Analyst BNI Sekuritas, Muhammad Lutfi Permana menyebutkan, “IHSG hari ini berpotensi sideways cenderung koreksi terbatas setelah terjadinya net sell yang cukup besar di all market. Support IHSG: 7375-7350 sedangkan Resist IHSG: 7415-7440.”

Lebih lanjut disampaikan, Trading Idea hari ini: CUAN, SCMA, ISAT, LABA, SMIL, dan PANI.

Berikut ini rekomendasi trading sahamnya;

CUAN, Spec Buy dengan area beli di 8000-8100, cutloss jika break di bawah 7900. Jika tidak break di bawah 7900, potensi naik ke 8350-8600 short term.*

SCMA, Spec Buy dengan area beli di 189-191, cutloss jika break di bawah 187. Jika tidak break di bawah 189, potensi naik ke 205-212 short term.*

ISAT, Buy on Weakness dengan area beli di 2500, cutloss jika break di bawah 2470. Jika tidak break di bawah 2470, potensi naik ke 2560-2610 short term.*

LABA, Buy on Weakness dengan area beli di 332-340, cutloss jika break di bawah 330. Jika tidak break di bawah 330, potensi naik ke 354-462 short term.

SMIL, Buy on Weakness dengan area beli di 196-198, cutloss jika break di bawah 194. Jika tidak break di bawah 194, potensi naik ke 204-208 short term.

PANI, Buy on Weakness dengan area beli di 18850, cutloss jika break di bawah 18800. Jika tidak break di bawah 18800, potensi naik ke 19275-19650 short term.