ANALIS MARKET (12/12/2024) : Ada Potensi Peningkatan Volatilitas Harga dan Yield SBN Berdenominasi Rupiah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) bergerak variatif pada sesi perdagangan kemarin. 

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) turun sebesar 1 basis poin ke level 6,85%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) naik 2 basis poin ke level 6,93%. 

Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) bertahan di 6,94%. 

Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range di minggu ini, yaitu di kisaran 6,69%-6,96%.

Sedangkan volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp13,8 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp37,6 triliun. 

FR0103 dan FR0098 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp1,7 triliun dan Rp1,4 triliun. 

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,7 triliun.

Kementerian Keuangan menyampaikan bahwa realisasi penerimaan negara selama Januari- November 2024 sebesar Rp2.492,7 triliun, tumbuh 1,3% dibandingkan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya. 

Sedangkan realiasi belanja negara tercatat sebesar Rp2.894,5 triliun atau tumbuh 15,3%. 

Primary balance masih berada di teritori positif, tercatat sebesar Rp47,1 triliun. 

Sementara defisit APBN selama 11M24 tercatat sebesar Rp401,8 triliun atau 1,81% dari GDP. 

Di sisi lain, data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah 0,31%, bergerak dari level Rp15.871/US$ di hari Selasa menjadi Rp15.919/US$.

Dari eksternal, US Bureau of Labor Statistic melaporkan bahwa pada bulan November 2024 laju inflasi bulanan tercatat sebesar 0,3%, sesuai dengan ekspektasi para ekonom yang disurvei oleh Reuters

Laju inflasi tersebut meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,2%. 

Secara year-on-year, laju inflasi bulan November 2024 tercatat sebesar 2,7%, lebih cepat dibandingkan laju 2,6% pada bulan Oktober. 

Indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung negatif bagi pasar obligasi, tercermin dari peningkatan yield US Treasury (UST).

Yield curve UST 5-tahun meningkat sebesar 4bp menjadi 4,13%, dan yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 4bp menjadi 4,26%.

Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia meningkat tipis sebesar 1bp menjadi 72bp. 

“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan volatilitas pada harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0081, FR0086, FR0087, FR0073, FR0058, FR0080,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Kamis (12/12).