ANALIS MARKET (14/11/2024) : Ada Potensi Peningkatan Volatilitas Harga dan Yield SBN Berdenominasi Rupiah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian fixed income BNI ekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) melanjutkan pelemahannya pada sesi perdagangan kemarin (13/11). 

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) naik sebesar 8 basis poin menjadi 6,66%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) naik sebesar 7 basis poin ke level 6,90%. 

Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) tidak bergerak di level 6,92%. 

Level yield curve SUN 10-tahun saat ini telah melampaui estimated range di minggu ini di kisaran 6,61%-6,88%, mengindikasikan potensi attractive entry point.

Sedangkan volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp18,6 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp32,6 triliun. 

FR0103 dan FR0104 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp6,2 triliun dan Rp1,9 triliun. 

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp2,4 triliun.

Di sisi lain, data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah 0,02%, bergerak dari level Rp15.782/US$ di hari Selasa menjadi Rp15.784/US$.

Dari eksternal, US Bureau of Labor Statistics melaporkan bahwa laju inflasi bulanan pada bulan Oktober 2024 tercatat sebesar 0,2%, konsisten dengan laju inflasi bulan Juli-September sebelumnya dan sesuai dengan ekspektasi para ekonom yang disurvei Reuters

Secara tahunan, laju inflasi meningkat 2,4% pada September lalu menjadi 2,6% pada bulan Oktober. 

Sementara untuk laju inflasi inti tahunan tercatat sebesar 3,3%, tidak berubah dibandingkan laju pada bulan September sebelumnya. 

Indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung mixed. 

Yield curve US Treasury (UST) 5-tahun turun sebesar 2bp menjadi 4,30%, sementara yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 1bp menjadi 4,44%. 

Sedangkan Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia turun sedikit sebesar 1bp menjadi 70bp. 

“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan volatilitas harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0086, FR0087, FR0096, FR0068, FR0072, FR0045, FR0075,” sebut Amir Dalimunthe, Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas dalam riset Kamis (14/11).