Ketua Umum ILUNI FEB UI Dorong Potensi Ekonomi Hijau Sebagai Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru
Pasardana.id - Alexandra Askandar selaku Wakil Direktur Utama Bank Mandiri serta Ketua Umum Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (ILUNI FEB UI) menyampaikan pentingnya eksplorasi ekonomi hijau sebagai jawaban atas tantangan perubahan iklim dan keterbatasan sumber daya alam yang kini dihadapi oleh Indonesia dan dunia dalam acara Breakfast Forum dengan tema “Mampukah Green Economy Menjadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru?” sekaligus Peluncuran Buku Ekonomi Hijau ILUNI FEB UI dengan tajuk “Membumikan ESG & Ekonomi Hijau di Indonesia”, yang dihadiri para alumni dan pemangku kepentingan, Jumat (08/11) lalu.
Turut hadir memberikan keynote speech, Prof. Bambang PS Brodjonegoro, Guru Besar FEB UI sekaligus Penasihat Khusus Presiden untuk Urusan Ekonomi (FEB UI 1985), dan Prof. Mari Elka Pangestu, Guru Besar FEB UI sekaligus Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional.
Acara juga dilanjutkan dengan diskusi panel yang menghadirkan Ubaidillah Nugraha, Komisaris Independen PT BRI Life (FEB UI 1991); Christy Desta Pratama, Associate Economist di Conservation Strategy Fund (FEB UI 2000); serta Alin Halimatussadiah, Kepala Kajian Ekonomi Hijau dan Perubahan Iklim, LPEM FEB UI (FEB UI 1994).
“Ekonomi hijau tidak hanya sekedar konsep, melainkan sebuah pendekatan yang berpotensi menjadi penggerak utama bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Seiring dengan perkembangan global yang menuntut kita untuk beradaptasi, sudah saatnya kita menggali potensi ekonomi hijau sebagai motor penggerak baru bagi pertumbuhan ekonomi yang tidak hanya fokus pada keuntungan finansial, tetapi juga menjaga keberlanjutan lingkungan," terang Alexandra, seperti dilansir dalam keterangan tertulis, Selasa (12/11).
Lebih lanjut, Alexandra, yang merupakan alumni FEB UI 1990 menyampaikan, bahwa penerapan ekonomi hijau mencakup berbagai sektor yang dapat membuka lapangan kerja baru, mendorong efisiensi penggunaan sumber daya, dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Ia menyoroti, bahwa pendekatan ini dapat memperkuat posisi Indonesia di pasar global sekaligus memenuhi komitmen untuk mengurangi emisi karbon dan dampak lingkungan.
Menurut simulasi World Resources Institute (WRI) Indonesia, implementasi ekonomi hijau di Indonesia dapat memberikan manfaat jangka panjang yang signifikan, termasuk pertumbuhan PDB rata-rata 6,3% dari 2025 hingga 2045.
Ekonomi hijau dapat menciptakan sekitar 1,7 juta pekerjaan ramah lingkungan pada tahun 2045, yang setara dengan 38% tambahan angkatan kerja baru.
Maka dari itu, kata dia, sinergi lintas sektor diperlukan untuk mencapai target ini, termasuk peran strategis ILUNI FEB UI di mana telah memiliki anggota dari beragam sektor.
Melalui diskusi ini, Alexandra mengajak para peserta untuk bersama-sama menjelajahi bagaimana penerapan prinsip ekonomi hijau dapat membuka peluang lapangan kerja baru, meningkatkan efisiensi sumber daya, serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
"Ekonomi hijau dapat membantu menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan hidup, menjadikannya relevan untuk masa depan Indonesia," terangnya.
Sebagai wujud nyata komitmen terhadap ekonomi hijau, Alexandra juga mengumumkan inisiatif alumni FEB UI angkatan 1990 yang menyumbangkan charging station bagi kampus FEB UI.
Inisiatif ini bertujuan untuk mendukung visi kampus yang ramah lingkungan serta penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di lingkungan akademis.
Alexandra berharap, kontribusi ini dapat menjadi langkah awal yang menginspirasi alumni lainnya untuk turut ambil bagian dalam mendukung keberlanjutan dan memberikan manfaat nyata bagi kampus dan masyarakat.
Sebagai penutup, Alexandra mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama memajukan ekonomi hijau demi masa depan Indonesia yang lebih baik.
“Mari kita bersama-sama membuka wawasan dan mengeksplorasi bagaimana kita bisa memanfaatkan ekonomi hijau sebagai landasan untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan berkelanjutan di Indonesia,” tandasnya.