ANALIS MARKET (12/11/2024) : IHSG Berpotensi Sedikit Teknikal Rebound

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian BNI Sekuritas menyebutkan, IHSG ditutup turun 0.28% diperdagangan kemarin (11/11), dan masih disertai dengan net sell asing sebesar Rp1.55 Triliun efek outflow setelah Trump terpilih sebagai presiden US. 

Saham yang paling banyak dijual asing adalah BBRI, BBCA, ADRO,  TLKM dan BMRI. 

Sementara itu, Indeks-indeks Wall Street ditutup menguat pada Senin (11/11), terangkat saham-saham yang diuntungkan oleh kebijakan fiskal potensial dari presiden terpilih AS Donald Trump. Indeks S&P 500 naik 0,10% ke level 6.001,35, Nasdaq naik 0,06% ke level 19.298,76, sementara Dow Jones naik 0,69% ke level 44.293,13. Saham Tesla melonjak 9% menjadi lebih dari US$ 1,1 triliun, didorong oleh taruhan bahwa pembuat mobil itu akan diuntungkan oleh hubungan dekat CEO Elon Musk dengan Trump. Beberapa saham lain juga menambah keuntungan sejak Trump memenangkan pemilihan, karena investor mengharapkannya mendapatkan keuntungan dari kembalinya Trump ke Gedung Putih. Indeks keuangan S&P 500 menguat 1,4%, terangkat oleh keuntungan di Wells Fargo & Co dan JPMorgan. Perusahaan-perusahaan yang lebih kecil dipandang sebagai penerima manfaat potensial dari pemotongan pajak yang diusulkan Trump dan peraturan yang diharapkan lebih longgar. Sementara saham Microsoft, Amazon, dan Meta Platforms masing-masing turun sekitar 1%.

Di sisi lain, Bursa Asia Pasifik mayoritas turun pada perdagangan Senin (11/11). Indeks Nikkei 225 Jepang naik tipis 0,08%, CSI 300 menguat 0,66% dan Shanghai Composite naik 0,51%. Sedangkan, Hang Seng Hong Kong menurun 1,45%, Taiex Taiwan melemah 0,10%, Kospi Korea Selatan turun 1,15%, ASX 200 Australia turun 0,35%. Di sisi lain, straits Times Singapura naik 0,32% dan KLCI Malaysia turun 0,74%. Pelemahan ini setelah investor kecewa dengan dukungan ekonomi baru China. Sementara itu, data menunjukkan tekanan deflasi yang terus menerus. Selain itu, kini investor terfokus pada pasar China setelah Beijing mengumumkan rencana investasi senilai 10 triliun yuan (US$ 1,4 triliun) untuk meredakan risiko utang pemerintah daerah, tetap tidak mengeluarkan stimulus fiskal baru. Sehingga, masih ada ruang untuk menanggapi potensi perang dagang saat Donald Trump menjabat tahun depan. Selain inflasi yang lemah, sentimen ekonomi China juga melemah karena investasi asing langsung terus menurun.

Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, dalam riset Selasa (12/11), Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman memperkirakan, “IHSG hari ini berpotensi sedikit teknikal rebound, sambil menunggu data inflasi US di pertengahan minggu ini. Support IHSG: 7200-7250 dan Resist IHSG: 7320-7380.”

Lebih lanjut disebutkan beberapa saham yang bisa menjadi pilihan pelaku pasar diperdagangan hari ini, yaitu; BBRI, BBNI, PNLF, ASII, BRIS, dan ADRO.

Berikut ini rekomendasi trading sahamnya;

BBRI 

Spec Buy dengan area beli di 4350-4450, cutloss jika break di bawah 4300. Jika tidak break di bawah 4350, potensi naik ke 4530-4600 short term. 

BBNI 

Spec Buy dengan area beli di 4900-4940, cutloss jika break di bawah 4870. Jika tidak break di bawah 4900, potensi naik ke 5075-5150 short term. 

PNLF 

Spec Buy dengan area beli di 500-506, cutloss jika break di bawah 494. Jika tidak break di bawah 500, potensi naik ke 520-530 short term. 

ASII 

Spec Buy dengan area beli di 4900-4950, cutloss jika break di bawah 4900. Jika tidak break di bawah 4900, potensi naik ke 5050-5125 short term. 

BRIS 

Buy on Weakness dengan area beli di 2760-2820, cutloss jika break di bawah 2700. Jika tidak break di bawah 2760, potensi naik ke 2900-2950 short term. 

ADRO 

Spec Buy dengan area beli di 3740, cutloss jika break di bawah 3700. Jika tidak break di bawah 3740, potensi naik ke 3840-3920 short term.