ANALIS MARKET (01/10/2024) : IHSG Diperkirakan Cenderung Tertekan

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (30/9), IHSG ditutup melemah -168,98 poin (-2,20%) ke level 7.527,93. 

Pelemahan IHSG tidak lepas dari berlanjutnya net foreign sell, khususnya pada saham-saham perbankan, seperti: BBRI, BBCA, & BMRI. 

Secara keseluruhan terjadi net foreign sell sebesar Rp2,66 triliun (regular market). 

Dari eksternal, data ekonomi AS yang lemah memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve lebih lanjut. 

Saat ini, investor masih terpecah mengenai apakah the Fed akan memangkas suku bunga sebesar 50 bps di bulan November atau memilih untuk menurunkan suku bunga sebesar 25 bps. 

Sementara itu, Wall Street tadi malam ditutup menguat, tercermin dari DJIA (+0,04%), S&P 500 (+0,42%), & Nasdaq (+0,36%). 

Saham-saham AS ditutup di zona hijau pada hari Senin, karena investor mencerna komentar Powell. 

Dalam pidatonya di National Association for Business Economics, Ketua Fed Powell menekankan bahwa Fed tidak mengikuti jalur yang telah ditentukan tetapi menyarankan dua penurunan suku bunga seperempat poin masih dapat terjadi tahun ini jika ekonomi bergerak seperti yang diharapkan. 

Selain itu, para trader juga bersiap-siap untuk data-data ekonomi penting yang akan dirilis minggu ini, termasuk laporan pekerjaan, JOLTS, dan PMI manufaktur dan jasa ISM. 

Peluang untuk penurunan suku bunga 50 bps di bulan November saat ini mencapai 35%, jauh di bawah level di atas 50% di minggu sebelumnya. 

“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung tertekan seiring adanya aksi ambil untung oleh investor asing. Investor hari ini akan mencermati rilis data Inflasi Indonesia (Sep-24),” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Selasa (01/10).